jpnn.com, JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) berhasil membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 6,51 triliun atau 99,2 persen hingga pertengahan Desember dari target nilai kontrak baru sebesar Rp 6,56 triliun sepanjang 2018.
Direktur Pemasaran & Engineering PT Waskita Beton Precast Tbk Agus Wantoro menyatakan melihat capaian itu pihaknya optimistis akan mencapai target NKB pada tahun ini.
BACA JUGA: Waskita Beton Precast Yakin Arus Kas Operasional Surplus
Adapun perolehan kontrak baru WSBP berasal dari proyek internal sebesar 63 persen yaitu Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing dan proyek lainnya.
Sedangkan proyek yang berasal dari eksternal sebesar 37 persen, antara lain Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, Bandara Kulonprogo, Proyek Pelabuhan Pattimban, dan proyek lainnya.
BACA JUGA: Semester I, Waskita Beton Raih Kontrak Baru Rp 5,57 Triliun
"Sebagai produsen precast terbesar di tanah air, konsistensi WSBP dalam penambahan kapasitas, juga dibarengi dengan pengembangan produk baru, antara lain rumah precast, tiang listrik beton, dan bantalan kereta api," jelasnya.
Strategi dan keseriusan WSBP untuk pengembangan produk merupakan bagian komitmen dari strategi WSBP untuk mengembangkan pasar eksternal yang diharapkan terus meningkat dengan target kontribusi 40 persen di tahun depan.
BACA JUGA: Waskita Beton Siapkan Dana Buyback Saham Rp 1 triliun
Di mana peningkatan kontribusi pasar eksternal salah satunya melalui pengembangan produk baru tersebut di atas. WSBP juga menjaga sinergi dengan Grup Waskita untuk proyek-proyek yang bersifat pengembangan bisnis serta pengembangan produk lainnya.
"Ke depannya, WSBP akan tetap mempertahankan kinerja yang sudah baik di tahun 2018 ini. Di mana kinerja WSBP tetap lebih tinggi dibandingkan kompetitor," papar dia.
Sebelumnya, Direktur Keuangan WSBP Anton YT Nugroho menjelaskan, perseroan membukukan cashflow operasional positif sebesar Rp1,1 triliun pada 2018, dibandingkan minus Rp2,4 triliun pada 2017 dan pada 2016 minus Rp3 triliun.
Menurut Anton, cashflow operasional yang positif ini menjadi modal yang kuat bagi WSBP pada 2019.
Ini disebabkan karena rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP sebesar 0,77x, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5x. Dengan ekuitas sebesar Rp7,45 triliun per September 2018, itu berarti WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.
Kondisi keuangan perusahaan, kata Anton, semakin prima dengan melihat pencapaian di akhir tahun ini.
“Penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp9,8 triliun. Kami terima lagi sampai akhir tahun 2018 sebesar Rp1,6 triliun. Total penerimaan Rp11,4 triliun. Jadi arus kas dari operasional akan surplus besar tahun ini,“ujarya.
WSBP telah menuntaskan proyek Tol Becakayu, yang merupakan proyek turnkey pertama WSBP. Proyek turnkey memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turnkey. Namun sebagai kompensasinya kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai.
Saat ini WSBP masih menyisakan dua proyek turnkey, yaitu proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) dan Cimanggis-Cibitung. Pembayaran termin KBLM sudah terealisasi sebesar Rp665 miliar.
Dari nilai ini, sebesar Rp250 miliar merupakan pembayaran turnkey. Pada akhir Desember ini ada realisasi pembayaran lagi sebesar Rp1,6 triliun. Begitu juga untuk Cimanggis-Cibitung akan terealisasi pada 2019 dengan pembayaran termin sebesar Rp2,6 triliun.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waskita Beton Raih Kontrak Baru Rp 4,4 Triliun
Redaktur & Reporter : Yessy