jpnn.com, BEKASI - Angka kejahatan pada saat menjelang Lebaran biasanya meningkat. Pola ini berulang tiap tahun dan biasanya ada sejumlah jenis kejahatan yang marak terjadi.
Peningkatan tersebut setidaknya dipicu sejumlah faktor, seperti tuntutan kebutuhan hidup semakin tinggi pada Hari Raya. Tak ayal, sejumlah individu yang terpepet menempuh jalan pintas.
BACA JUGA: Polres Metro Bekasi Ungkap 983 Kasus Sepanjang 2018
Berdasarkan pola yang terjadi pada tahun sebelumnya, berikut lima kasus kriminal yang marak jelang Lebaran:
1. Pencurian
BACA JUGA: Komplotan Bermodus Kecelakaan di Kelapa Gading Dibekuk
Pencurian kerap terjadi terutama di rumah kosong. Rumah yang ditinggal penghuninya karena mudik menjadi pilihan utama para pencuri. Tak jarang, ketika pulang, pemudik harus mendapati kenyataan rumahnya telah diacak-acak polisi.
Oleh karena itu, bagi para pemilik rumah yang hendak mudik perlu meningkatkan keamanan rumah atau dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
BACA JUGA: Polri Ancam Mutasi Kapolres yang Gagal Atasi Street Crime
2. Perampokan
Perampokan marak menjelang Lebaran. Para perampok biasanya mengincar nasabah bank yang mencairkan uang dalam jumlah besar.
Apabila para nasabah mengambil uang dalam jumlah besar, baiknya meminta pengawalan polisi demi keamanan.
BACA JUGA: Geng Motor di Depok Kian Brutal, Lima Remaja Disabet Senjata Tajam
3. Penjambretan dan Pencopetan
Kerap terjadi di terminal dan tempat-tempat publik. Pencopet dan penjambret menargetkan tas dan barang-barang kecil seperti ponsel atau dompet.
Pada Senin (20/5), penjambretan bahkan terjadi di dalam area perumahan, tepatnya di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.
Dua orang pelaku penjambretan dengan mengendarai motor pada sempat memonitor situasi perumahan. Ketika yakin aman, mereka menjambret ponsel seorang remaja.
4. Gendam atau hipnosis
Kejahatan tipe ini biasanya menargetkan pemudik sebagai korban. Penggendam biasanya beraksi di terminal atau tempat keramaian.
Mereka membuat korban tidak berdaya dan ling-lung sehingga dapat mengambil barang berharga milik korban.
Beragam teknik digunakan penggendam, antara lain tepukan pada bagian punggung, cara berbicara yang intensif, dan lainnya.
5. Pembiusan
Target korban dan wilayah aksi kejahatan jenis ini kurang-lebih sama seperti gendam atau hipnosis: pemudik di tempat keramaian.
Pelaku akan berusaha akrab dengan calon korbannya seperti dengan mengajak ngobrol terutama dengan topik-topik yang emosional, seperti kesamaan tujuan.
Setelah itu, pelaku akan menawarkan minum atau makan yang sudah diberi obat bius. Apabila korban mengonsumsi pemberian tersebut, tak ayal akan jatuh dalam pengaruh obat.
Ketika tak sadarkan diri, pelaku mengambil barang berharga korban.(pojokbekasi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tindakan Tegas, Kejahatan di Jakbar Mulai Kapok
Redaktur & Reporter : Yessy