Waspada! Kenaikan Debit Air Serayu Sulit Diduga

Senin, 20 Juni 2016 – 06:53 WIB
Sungaii Serayu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Foto: Radar Banyumas/JPG

jpnn.com - PURWOKERTO – Hujan yang terus mengguyur wilayah Banyumas dan sekitarnya membuat debit Sungai Serayu meningkat. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Serayu-Citanduy mencatat debut air Sungai Serayu pada Minggu (19/6) sempat mencapai 1.804,6 meter kubik per detik pada pukul 11.00.

Menurut Dijelaskan Kasi Operasional dan Perawatan BPSDA Serayu Citanduy Arif Sugiarto, angka itu  meningkat jika dibandingkan pengukuran pada pagi hari yang mencapai 1.680,01 meter kubik per detik. Meski demikian, pada pukul 15.00, debit Sungai Serayu kembali menurun di angka 1.446,1 meter kubik per detiknya.

BACA JUGA: Hmm.. Bukan Suami Istri Kok Bertamu Larut Malam, Hmmmm.....

“Jika dibandingkan pekan lalu, peningkatan debit kali ini memang masih lebih rendah. Hanya saja kewaspadaan sangat perlu ditingkatkan, terutama di wilayah selatan Jawa dan wilayah sekitar sungai,” ujarnya seperti dikutip Radar Banyumas.

Untuk diketahui, debit normal Sungai Serayu hanya di kisaran 423 meter kubik per detik. Karenanya peningkatan debit ait itu memang cukup signifikan.

BACA JUGA: Innalillahi, Kesetrum Kawat Listrik yang Dipasang Sendiri

Arif menhelaskan, berdasarkan indikator yang ada, elevasi Sungai Serayu yang terjadi kemarin masuk dalam kategori Awas. Sebab, ketinggian air sebelum melewati pintu air (upstream) mencapai 11,80 meter. Sedangkan downsteram elevasi di bendung gerak mencapai 9,00 meter.

Namun dengan cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Banyumas selama beberapa hari terakhir ini, kondisi Sungai Serayu pun dianggap bahaya. Oleh karena itu segala aktivitas di sekitar Serayu terutama penambangan, untuk sementara dihentikan. Pasalnya, debit airnya sungai yang berhulu di lereng Gunung Slamet itu sangat sulit diprediksi.

BACA JUGA: Ayah Minta Duit Buat Beli Togel, Ditolak Anak, Kayu Bakar Bicara

Sedangkan Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Adi Chandra mengatakan, kondisi cuaca saat ini semakin sulit diprediksi. Merujuk pada prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada Juni ini seharusnya sudah memasuki kemarau. Namun, nyatanya justru masih sering turun hujan.

Karenanya Adi mengatakan, perlu jalur komunikasi cepat untuk menyebar informasi cuaca. “Bila langit mendung sebisa mungkin masyarakat harus menghindari sungai,” ujarnya.

Berkaitan antisipasi bencana, Tagana Banyumas setiap hari menyiagakan dua petugas piket. Selain petugas piket, juga ada quick response team (QRT) yang siap bergerak sewaktu-waktu bila diperlukan.

Tim itu ditempatkan di tiga wilayah, yakni Kota Purwokerto, Kecamatan Sumpiuh dan Kecamatan Ajibarang. Sedangkan personel yang dikerahkan untuk masing-masing pos antara lain  10 orang di Purwokerto, 5 orang di Ajibarang dan 5 orang di Sumpiuh. (bay/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempar! Lilis Ditemukan Meninggal di Rumah Pacar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler