jpnn.com, GRESIK - Seorang nenek bernama Sumainah menjadi korban komplotan gendam di Desa Randuboto, Gresik, Jatim.
Perempuan 68 tahun itu disatroni di rumah, dibawa paksa dengan mobil, dihajar hingga akhirnya meninggal. Semua perhiasan emas dirampas.
BACA JUGA: Kronologis Supiani Menyerahkan Dompet agar Rezeki Lancar
Peristiwa "jahanam" tersebut terjadi pada Sabtu selepas subuh (5/1). Elisa, keponakan Sumainah, bercerita.
Waktu itu, sekitar pukul 05.00, sang bibi baru selesai mencuci pakaian. Baju-baju itu lantas dijemur di samping rumah. Tempat tersebut hanya jalan tembus ke jalan utama desa.
BACA JUGA: Dor! Pelaku Gendam Ditangkap, Lihat tuh Mukanya
Elisa mengaku sempat melihat sebuah mobil Daihatsu Xenia atau sejenisnya. Cuma, jaraknya cukup jauh, sekitar 15 meter. Mobil berwarna silver itu mendekati korban.
"Seingatnya (Sumainah, Red) pelat nomornya S 16 berapa gitu," tutur Elisa.
BACA JUGA: Pelaku Gendam Batal Lolos Karena ada Perbaikan Jembatan
Bibinya tampak mengobrol dengan seseorang. Sambil berdiri dan hanya terlihat satu orang lawan bicara.
Dua orang lain berada di dalam mobil. Namun, tidak terdengar isi obrolan tersebut. Belakangan diketahui, orang tidak dikenal itu menawarkan diri bisa mengobati berbagai penyakit.
Itu salah satu modus gendam. Modus serupa pernah menelan korban pasien yang sedang berobat di RSUD Ibnu Sina. Para pelakunya hingga sekarang belum tertangkap. "Katanya di dalam mobil ada kiai," ujarnya.
Saat itu, Elisa memanggil Sumainah. Dia hendak ingin meminta gula. "Jupuk dhewe (ambil sendiri saja)," ucap Elisa menirukan suara Sumainah.
Setelah mengambil gula, dia tidak melihat ada orang lagi. Mobilnya pun raib. Sumainah juga tidak ada.
Tapi, Elisa tidak sampai mengira bahwa bibinya dibawa komplotan penjahat dengan mobil. Lebih-lebih, sampai menjadi korban penganiayaan.
Baru sekitar pukul 07.00, Najih, anak kedua Sumainah, ditelepon adiknya di Desa Sambogunung, Kecamatan Dukun. Sumainah berada di sana.
"Kata adik saya, (ibu) diantar orang lewat dari (Dusun) Petiyin, (Desa) Wadeng," kata Najih. Orang itu menemukan Sumainah di tempat sepi.
Setelah itulah, Sumainah bercerita kepada anak-anaknya. Bagaimana kejadiannya? Menurut Najih, selama di dalam mobil, ibunya dianiaya.
Sebenarnya, para pelaku berniat menggendam. Namun, ilmu gendam itu tidak mempan.
Sebab, Sumainah pandai mengaji dan hafal banyak ayat Alquran. Pelaku mengajak salaman berkali-kali. Tidak mempan juga. Sumainah tetap sadar bahwa dirinya hendak dijahati.
"Ibu posisinya sadar," katanya.
Karena ilmu hitam tidak berhasil, komplotan penggendam main kasar. Korban diancam. Kalung emas seberat 8 gram dilepas dengan mudah dari leher korban.
Mereka lalu mengincar gelang emas di tangan nenek tersebut. Kali ini tidak gampang. Sebab, gelang seberat 17,6 gram itu dililit dengan benang jahit. Sulit dicopot.
Sumainah bercerita, dirinya didudukkan di jok belakang. Dua lelaki mengapitnya. Korban yang sudah sepuh itu dianiaya. Pipinya memar. Giginya sampai patah. "Kacamata ibu sampai pecah," tambah Najih.
Apa yang dilakukan penjahat? Dengan sadis, mereka membakar lengan Sumainah. Tujuannya, ikatan benang jahit itu hangus.
Gelang emas bisa dilepas. Dari gambaran cerita ibunya, Najih mengira para penjahat benar-benar tega menghajar korban.
Saat diturunkan di jalan, kondisinya acak-acakan. Rambutnya tidak rapi. Ada luka di mana-mana. Karena itu, lama tidak ada yang menolong.
Baru sekitar satu jam kemudian, beberapa pengendara mulai memerhatikan. Satu orang kemudian menanyai Sumainah.
"Karena (penolongnya) buru-buru mau kerja, (ibu) diantar ke rumah adik. Kalau diantar pulang (ke Sidayu, Red), kan jauh," ujarnya.
Lokasi ditemukannya korban dekat dengan rumah adik Najih di Sambogunung, Kecamatan Dukun.
Sabtu malam (5/1) Sumainah dibawa pulang ke Randuboto. Kondisinya memburuk. Menurut Najih, ibunya sering ketakutan.
Dia trauma. Kalau rumah sedang sepi, dia tidak berani sendiri. "Sampai terbawa mimpi, takut," katanya.
Akhirnya, pada Sabtu (12/1) atau seminggu kemudian, Sumainah meninggal. Dia wafat setelah salat Magrib dan mengaji di rumah.
Denyut nadinya tidak ada. Keluarga dan Kades Andhi Randuboto sempat membawanya ke IGD Puskesmas Sidayu. Sayang, sang nenek telah pergi. (son/c6/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, WN Tiongkok Terlibat Sindikat Gendam di Bali
Redaktur & Reporter : Natalia