Waspadai Joki, Pendaftar Kedokteran Diawasi Khusus

Jumat, 15 Mei 2015 – 06:29 WIB
Waspadai Joki, Pendaftar Kedokteran Diawasi Khusus. Foto JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com MALANG – Aksi perjokian yang akhir-akhir ini menjadi ancaman dalam seleksi masuk perguruan tinggi ternyata telah mendapatkan perhatian khusus dari panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sejak jauh-jauh hari.

Untuk itu, panitia SBMPTN membuat pengaturan baru pada sistem pendaftaran peserta secara online dan sistem pengawasan selama ujian. Sistem pendaftaran peserta akan dibuat random (acak, red).

BACA JUGA: Waspadai Coret Baju dan Konvoi, Kelulusan Diumumkan via SMS dan WhatsApp

Artinya, setiap siswa yang melakukan pendaftaran dalam rentang waktu yang cukup dekat, tidak akan dianuegrahi nomor urut yang telah diacak.

”Jadi kalau menit pertama si A mendaftar dan dua menit kemudian yang mendaftar si B, maka si A dan si B tidak akan mendapatkan nomor yang berdekatan,” kata Koordinator Panitia Lokal (Panlok) SBMPTN Kota Malang, Jawa Timur, Helmi Syaifuddin kepada Malang Post (Grup JPNN.com).

BACA JUGA: Hari Ini, UN SMA Diumumkan

Setiap siswa yang mendaftarkan diri dalam waktu yang relatif berdekatan akan dipisahkan ke ruangan yang berbeda. Selain tak mendapatkan nomor urut yang berdekatan, ruang ujian mereka juga akan terpisah.

Sistem seperti itu, menurut Helmi dilakukan untuk menghindari tindakan perjokian yang dilakukan oleh kebanyakan bimbingan belajar (bimbel) selama ini. Menurutnya, dari beberapa evaluasi, kebanyakan bimbel mendaftarkan anak didiknya secara bersamaan agar bisa mendapatkan ruangan yang sama.

BACA JUGA: Di Sekolah Ini Disiapkan Keran Air yang Langsung Bisa Diminum Loh!

”Jika ruangannya berdekatan kan enak. Sesama anak didiknya bisa saling membantu karena sudah sama-sama kenal,” tandas Helmi.

Selain sistem pendaftaran online yang sedikit dirombak, perubahan juga terjadi dalam sistem pengawasan.

Menurut Helmi, setiap pengawas akan diminta untuk memberikan pengawasan secara khusus kepada pendaftar program kedokteran dan program lain yang dinilai rawan tindak perjokian.

”Jadi nanti setiap pengawas akan melihat mana saja peserta yang mendaftarkan diri di jurusan kedokteran atau kesehatan. Peserta itu akan mendapatkan pengawasan khusus dari pengawas,” imbuh Helmi.

Keputusan itu, menurut Helmi telah diambil berdasarkan pembicaraan panitia SBMPTN dan forum rektor beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kebijakan baru itu merupakan sebuah komitmen dari perguruan tinggi untuk mengurangi tindakan kecurangan dalam proses seleksi masuk perguruan tinggi negeri. (nas/oci/awa/jpnn)
   

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa Tak Tertampung, Politisi Ini Sarankan Pemerintah Sewa Ruko


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler