Waspadai Kehadiran AS di Natuna

Insiden Penerobosan Perairan RI oleh Kapal Perang AS

Kamis, 25 Juni 2009 – 19:24 WIB

JAKARTA – Melintasnya enam kapal perang AS di perairan Natuna pada Selasa (23/6) lalu mendapat tanggapan seriusSebab, hal ini mengindikasikan wilayah di Laut China Selatan termasuk di perairan Natuna memiliki nilai strategis dari sisi geopolitik internasional.

Anggota Komisi Pertahanan DPR, Andreas Pariera mengatakan, pemerintah sebaiknya tidak menganggap sepele melintasnya enam kapal perang AS itu

BACA JUGA: Pengadilan Tipikor di Tiap Kabupaten/Kota

Sebab, peristiwa itu  semakin menunjukkan bahwa perairan Natuna memiliki nilai geopolitik yang tinggi
“Karena di sana ada banyak sumber energi, ada sumber daya alam yang sebenarnya menjadi incaran banyak Negara

BACA JUGA: Mendagri Takut Terjerat Proyek SIAK

Konsentrasi kekuatan militer kita perlu diarahkan ke sana (Natuna),” cetus Pariera saat dihubungi per telepon, Kamis (25/6).

Sebelumnya diberitakan, pada Selasa (23/6) lalu kapal induk AS USS Ronald Reagan yang diiringi lima kapal perang memasuki perairan antara Pulau Subi dan Pulau laut di wilayah Natuna
Iring-iringan kapal perang itu melintas di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) itu terpantau oleh radar milik TNI AU, yang laungsung ditindaklanjuti dengan pesawat intai milik TNI AU.

Menurut Pariera, saat ini banyak negara yang berkepentingan di wilayah Laut China Selatan

BACA JUGA: Pemda Diimbau Tambah Gedung Bioskop

Apalagi, lanjutnya, konflik kepemilikan Pulau Spratly yang diperebutkan China Filipina, Vietnam dan Taiwan belum juga tuntas.

Politisi asal PDIP itu menambahkan, keberadaan enam kapal perang AS di Laut China Selatan itu sekaligus menunjukkan upaya AS untuk melakukan kontrol kekuatan China di Laut China Selatan“Karena China sudah mengarah kepada kekuatan adi dayaAS perlu melakukan perimbangan kekuatan di Laut China SelatanApalagi  jalur laut ini memang jalur strategis,” lanjutnya.

Pariera justru memuji inisiatif TNI di lapangan yang sigap melakukan pencegahan“Kita tetap harus acung jempol, karena dibanding kekuatan Amerika yang melintas jelas berbeda jauhTetapi TNI tetap berani melakukan pencegahan,” cetusnya seraya menambahkan, TNI memang memerlukan armada laut dan kekuatan udara yang lebih besar“Agar jangan sampai sudah masuk baru kita usir,” tukasnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HRW Minta Indonesia Hentikan Siksaan Tentara di Papua


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler