Waspadai Rayuan Maut Bandar Narkoba!

Kamis, 15 Februari 2018 – 05:57 WIB
Uang. Ilustrasi Foto: Jawapos.com

jpnn.com, JAKARTA - Integritas calon Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) pengganti Komjen Budi Waseso harus benar-benar teruji. Pasalnya, godaan bandar narkotika terhadap aparat begitu dahsyat.

Ada kebiasaan patungan tiap bulan yang dilakukan bandar Jakarta-Riau untuk bisa merekrut oknum menjadi begundalnya.

BACA JUGA: Dua Nama Mencuat Berpeluang Gantikan Komjen Buwas

Entah siapa saat ini yang menjadi rekanan bandar narkotika itu. Namun, sumber Jawa Pos di Polri dan BNN memastikan bahwa godaan bandar sebenarnya telah hinggap di sela-sela ruangan di BNN.

Bandar narkotika di Jakarta sebenarnya saling mengenal. Bahkan, mereka memiliki hubungan yang solid untuk melanggengkan kerajaan bisnisnya. ”Rayuan maut ke oknum itu cara utamanya bertahan,” ujarnya.

BACA JUGA: 2 Kali Divonis Mati, Togiman alias Toge tak Mati-mati

Rayuan maut itu berbentuk sogokan. Tidak tanggung-tanggung, sogokan itu diberikan tiap bulan seperti gaji.

Jumlahnya jelas fantastis, sebab uang gaji oknum ini dikumpulkan dari tiap bandar alias patungan. ”Setoran ini ada,” ungkapnya.

BACA JUGA: Pembawa 1 Ton Sabu Diduga Satu Jaringan dengan Wonderlust

Ada satu bandar yang bertugas menjadi pengepul hasil patungan itu dan menyetornya ke oknum. Kebiasaan ini tidak hanya dilakukan bandar seantero Jakarta.

Bahkan, bandar yang menguasai pemasaran di Kepulauan Riau juga ikut urunan. ”Jaringannya antarprovinsi,” paparnya.

Momentum peralihan kepala BNN menjadi pantauan utama dari bandar. Kalau saja begundalnya terpilih menjadi kepala BNN, tentu bandar riang bukan kepalang. Bisnisnya bakal lancar macam jalan tol. ”Itu yang diharapkan,” tuturnya.

Ada sebuah mitos yang diceritakan dari mulut ke mulut di BNN. Soal adanya sebuah rekaman komunikasi bandar narkotika yang menyebut nama seorang oknum.

Saat itu sampai-sampai sejumlah pejabat BNN membicarakannya hingga ke tingkat paling atas. ”Hanya waktu yang bisa mengungkap semua itu,” ujarnya.

Terkait rayuan maut bandar ini tidak ditampik mantan Deputi Pemberantasan BNN Irjen (Purn) Benny Mamoto.

Menurutnya, bandar dalam rangka memuluskan bisnis meracuni masyarakat ini memerlukan beking.

Tentu untuk bisa memberikan perlindungan. ”Mereka mencari dan menggalang oknum di semua lini,” tuturnya.

Oknum ini bisa memberikan perlindungan dengan berbagai cara. Diantaranya, membocorkan rencana, meloloskan narkotika hingga mengamputasi pasal-pasal yang menjerat bandar. ”Begitulah pentingnya oknum di mata bandar,” ujarnya kepada Jawa Pos, Rabu (14/2).

Menurutnya, saat ini terlihat gejala adanya fokus hanya menekan pasokan narkotika, sedangkan upaya menekan permintaan tidak gencar dilakukan.

Kondisi itu yang tidak seimbang ini memunculkan fenomena harga narkotika yang begitu mahal di pasaran.

”Dan tebak, siapa yang diuntungkan dalam kondisi ini. Jelas para bandar, mereka semakin kaya,” tuturnya.

Inilah jawaban atas kondisi peredaran narkotika di Indonesia jaman now. Dimana gencarnya menekan penyediaan narkotika justru membuat Indonesia makin dibanjiri narkotika.

”Menekan permintaan narkotika ini perlu terobosan rehabilitasi yang masif, terukur dan berkelanjutan,” papar pendiri Rumah Edukasi Anti Narkotika tersebut.

Dia menegaskan, siapapun calon kepala BNN perlu memiliki syarat memahami kondisi tersebut.

Sehingga, kompetensi sekaligus integritas sangat diutamakan untuk menjadi panglima pemberantasan narkotika. ”Godaan uang ini sangat kuat dalam dunia pemberantasan narkotika,” ujarnya.

Karena itu, melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) dalam memilih Kepala BNN itu menjadi begitu penting.

Bahkan, Benny memandang PPATK harus mengecek setiap transaksi keuangan calon kepala BNN. ”Sangat perlu,” tuturnya.

Sementara Kepala BNN Komjen Budi Waseso memang mengharapkan penggantinya merupakan orang yang memiliki integritas, memiliki komitmen yang kuat dan kredibilitasnya jelas. ”Sehingga, dalam bekerja ada jaminan orang itu tidak mudah terkontaminasi,” terangnya.

Namun begitu, pengalaman dalam pemberantasan narkotika juga mutlak. ”Kalau saya kan dibantu banyak anggota yang paham, kalau penggantinya enggak seperti saya gimana,” jelasnya. (idr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 1 Ton Sabu Kira-kira Merusak Berapa Juta Orang? Wow!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler