Ketika banyak kelompok kesenian wayang orang bertumbangan karena tergerus zaman, di Jakarta ternyata masih ada yang eksisNamanya Paguyuban Wayang Orang Bharata
BACA JUGA: Yingluck Shinawatra, Calon Perdana Menteri Perempuan Pertama Thailand
Meski para pemain dibayar dengan sangat murah, kelompok yang berdiri sejak 1972 ini masih bertahan sampai sekarang.THOMAS A
SETIAP Sabtu malam markas Paguyuban Wayang Orang Bharata di kawasan Senen, Jakarta Pusat, selalu sibuk
BACA JUGA: Menikah secara Online; Dua Mempelai di Jepang, Keluarga di Magelang
Sabtu lalu (21/5) misalnyaBACA JUGA: Nazaruddin, Elite Demokrat yang Terseret Kasus Suap Sesmenpora (2-Habis)
Dengan tertib mereka masuk, lalu mengantre tiket yang ada di sisi kanan pintu masukSeperti umumnya orang yang akan menonton pertunjukan, setelah mendapatkan tiket, para pengunjung langsung masuk ke ruang pertunjukan dan duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera dalam karcis
Sebelum masuk ke gedung pertunjukan, para pengunjung disambut seorang perempuan berpakaian kebaya lengkap dengan konde besarnyaDia berpasangan dengan seorang pria yang mengenakan beskap khas Jawa"Monggo, sugeng rawuh (silakan, selamat datang)," kata para penerima tamu itu sambil tersenyum kepada setiap tamu dengan badan membungkuk
Begitu masuk, pengunjung langsung disambut dengan panggung megah yang berukuran sekitar 8 x 8 meterSemakin malam, gedung Bharata itu semakin dibanjiri penggemarBerdasar pantauan Jawa Pos, pertunjukan yang digelar Sabtu itu (21/5) dipenuhi pengunjungSemua kursi yang disediakan terisiTiket yang dibagi dalam tiga kelas: VIP, kelas I, dan balkon ludes terjual"Kami punya 245 tempat duduk," ujar Muhammad Yunus, staf Humas Paguyuban Wayang Orang Bharata
Harga jual tiket pertunjukan wayang orang itu bisa dibilang terjangkauKelas VIP dipatok Rp 60 ribu, kelas I Rp 40 ribu, sedangkan balkon yang tempatnya di lantai dua dihargai Rp 30 ribu
Memang, kelompok wayang orang Bharata merupakan salah satu kelompok seni ternama di JakartaBerdiri pada 5 Juli 1972, kelompok ini bermarkas di sebuah bangunan bekas gedung bioskop tua di kawasan Senen, Jakarta PusatBangunan berlantai dua itu hanya beberapa meter dari Terminal Pasar SenenTepatnya di Jalan Kalilio No 15
Paguyuban Wayang Orang Bharata begitu terkenal lantaran mereka masih rutin menggelar pertunjukan seminggu sekali, sampai sekarangYakni, pada Sabtu malam alias malam Minggu"Pada setiap pertunjukan penontonnya pasti penuhKami sering kehabisan tiket," kata Yunus
Menurut Yunus, terjangkaunya harga tiket itu menjadi salah satu alasan mengapa pertunjukannya selalu dipenuhi penontonSebenarnya Yunus merasa bahwa harga tiket tersebut terlampau murah untuk sebuah pertunjukan wayang orang yang membutuhkan keterampilan khusus dan perlengkapan yang wahMeski demikian, Yunus tak berani menaikkan harga tiket karena takut kehilangan banyak pelanggan
Memang, harga yang begitu murah itu berbanding lurus dengan pendapatan para pemain dan kruYunus lalu buka-bukaan tentang bayaran yang diterima para awak Bharata"Di sini bayaran paling tinggi adalah Rp 35 ribu sekali pertunjukan," ucapnya
Jumlah tersebut, kata Yunus, diberikan kepada pemain kelas AArtinya, pemain yang memiliki jam terbang tinggi dan nama yang sudah tenarDi bawahnya adalah pemain kelas B dengan honor Rp 30 ribu sekali pertunjukanYang terendah adalah pemain kelas D dengan honor Rp 20 ribu
Dia mengatakan, setiap pemain dan kru langsung menerima uang begitu pertunjukan selesaiUang tersebut hasil penjualan tiket hari itu juga"Cukup nggak cukup harus cukup," imbuhnya lalu meringis
Yunus lalu mengajak berpikir tentang bagaimana orang bisa hidup dengan uang Rp 35 ribu selama satu mingguMenurut dia, itu adalah bentuk pengabdian yang dilakukan para awak Bharata untuk melestarikan budaya wayang orangMereka sama sekali tidak melihat pekerjaan untuk mencari uang sebanyak-banyaknya
Salah seorang pemain Wayang Orang Bharata Muhammad Wahyudi yang ditemui Jawa Pos mengatakan, dirinya sama sekali tidak mengeluhkan pendapatan yang sangat cekak ituPria yang akrab disapa Yudi Bharata tersebut mengaku sangat bangga bisa menjalani hidup sebagai pemain wayang orangApalagi, kata dia, dirinya bergabung dengan kelompok Wayang Orang Bharata"Ini adalah kelompok wayang orang legendaris," ucapnya
Memang, kata Yudi, pendapatan asli para pemain Wayang Orang Bharata sangat kecilNamun, sebagian besar pemainnya hidup dari pekerjaan lain di luar Wayang Orang BharataNamun, pekerjaan itu tidak jauh-jauh dari kehidupan menari dan pewayangan
Pria asal Dukuh Kupang, Surabaya, tersebut menerangkan bahwa banyak pemain Wayang Orang Bharata kerap mendapatkan job lain di luar BharataTentu saja honornya pun lebih tinggi jika dibandingkan dengan manggung rutin di Wayang Orang Bharata
Bisa disebutkan berapa? "Bergantung evennya," jawab YudiKalau menjadi pengiring kemanten saja, onornya bisa sampai Rp 750 ribuHarga itu juga berbeda dengan job yang lain"Lebih besar evennya biasanya (honor) lebih tinggi," ucapnya
Memang, dengan nama besar Wayang Orang Bharata, mereka bisa dengan mudah mendapat job-job di luarBiasanya orang-orang Wayang Orang Bharata sering dikontrak dalam pertunjukan teater dan tari yang diadakan promotor kelas atasBahkan, untuk pertunjukan kelas internasional sekalipun
Contohnya adalah pertunjukan Jabang Tetuko yang menampilkan wayang orang yang dipadukan dengan wayang kulit dan yang dikemas ala pertunjukan broadwayItu adalah pergelaran megah yang dihelat pada 27?28 Mei lalu di JakartaBanyak awak Wayang Orang Bharata ikut bermain di dalamnya
Tetapi, pekerjaan di luar pertunjukan rutin tidak bisa didapatkan semua pemain Wayang Orang BharataMenurut Yudi, di antara sekitar 127 pemain aktif, hanya 60 persen yang kerap mendapatkan job di luarSisanya hanya mengandalkan hidup dari pertunjukan rutin yang diadakan seminggu sekali
Meski begitu, kata Yudi, para pemain top yang punya nama besar di luar tidak akan melupakan kelompoknyaMeski namanya tenar di luar, mereka akan kembali ke kandangnya untuk bermain wayang orang setiap malam minggu"Kami sangat mencintai kelompok ini," ucapnya
Menurut Yudi, regenerasi Wayang Orang Bharata hanya berasal dari anak-anak para pemain seniorKini banyak awak Wayang Orang Bharata yang menularkan ilmu kepada anaknya masing-masing"Kami hampir tidak pernah membuka pendaftaran," ucap pria 41 tahun itu
Meski begitu, kata Yudi, dirinya dan rekan-rekannya yang lain sama sekali tidak pernah memaksakan anaknya untuk menjadi pemain wayangMenurut dia, kecintaan anak-anak terhadap wayang karena sang junior kerap diajak untuk melihat pertunjukan para orang tua"Saat pertunjukan, anak-anak kami lihat dari pinggir panggungMungkin dari situ mereka cinta wayang orang," ucapnya
Pembinaan yang dilakukan kelompok Wayang Orang Bharat sangat seriusBuktinya, Tunas Bharata yang merupakan kelompok anak-anak pemain Wayang Orang Bharata akan menggelar pertunjukan wayang orang dengan lakon Petruk Dadi Ratu di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) pada pertengan bulan ini
Membina anak-anak adalah upaya peguyuban Wayang Orang Bharata mempertahankan diriSelain itu, kelompok ini melakukan perubahan kecil sebagai usaha menyesuaikan zaman"Kami memasang running text terjemahan untuk membantu penonton yang bukan dari Jawa," ucapnya(c2/c4/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nazaruddin, Elite Demokrat yang Terseret Kasus Suap Sesmenpora (1)
Redaktur : Tim Redaksi