jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Maruarat Sirait mendorong Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) terus mengoptimalkan peran dalam memajukan perekonomian nasional. Politikus PDI Perjuangan itu meminta HIPMI mampu menjalankan bisnis dengan penuh idealisme dan menorehkan catatan penting dalam sejarah perjalanan bangsa.
Ara -panggilan beken Maruarar- menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam diskusi forum bisnis bertema Melanjutkan Peran HIPMI Sebagai Lokomotif Pembangunan Ekonomi Berkeadilan di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (16/9). Diskusi itu merupakan salah satu rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) XVI HIPMI.
BACA JUGA: HIPMI Dukung Pemerintah Tertibkan Fintech
Dalam diskusi itu Ara mengawali paparannya dengan cerita ketika dua tahun lalu Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P Roeslani memintanya menghadirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pertemuan dengan sekitar seribu pengusaha. Kala itu, kata Ara menuturkan, Jokowi tak hadir meski Rosan sudah mengundangnya.
Akhirnya Rosan meminta tolong Ara menghadirkan Presiden Jokowi. Ara pun bersedia namun dengan syarat.
BACA JUGA: Jokowi Pengin Revisi 74 Undang-Undang demi Memudahkan Investasi
Anggota Dewan Kehormatan HIPMI itu tak mau kehadiran Jokowi hanya untuk memukul gong dan foto-foto tanpa ada hal yang diusulkan para pengusaha kepada Presiden Ketujuh RI tersebut. “Boleh enggak kita membuat suatu hal yang baru, yaitu membahas yang substansial dan apa masalah yang harus diselesaikan?” ujar Ara.
Selanjutnya Ara mencontohkan ketika setahun lalu dirinya didatangi Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia. Kala itu, tutur ketua umum Taruna Merah Putih (TMP) tersebut, Bahlil mengeluhkan rencana Menko Perekonomian Darmin Nasution mengeluarkan kebijakan tentang relaksasi bidang-bidang usaha yang tak boleh dikuasai asing alias daftar negatif investasi (DNI).
BACA JUGA: DPR Kedatangan APNI, Bang Ara Tegaskan Komitmen Jokowi
Dalam rencana ini ada 54 bidang usaha yang selama ini digarap oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) bakal dibuka untuk asing. Ara lantas mengajak Bahlil menentang rencana itu dan melawannya secara terbuka.
"Masa bisnis umbi-umbian dan warnet mau dikasih ke asing? Kami lawan rencana kebijakan ini,” tegasnya.
Ara menambahkan, UMKM harus diutamakan. “Ada 115 juta pelaku UMKM kita," sebutnya.
Menurut Ara, dirinya sempat berpesan ke Bahlil agar tak ragu melawan kebijakan pemerintah sekalipun secara pribadi dekat dengan Presiden Jokowi. “Suarakan kepentingan anak buahmu. Jangan karena engkau dekat dengan presiden terus tidak berani memperjuangkan anak buahmu,” ucap Ara dalam diskusi yang juga dihadiri Bahlil dan mantan Menteri Perdagangan M Luthfi itu.
Upaya Ara dan Bahlil pun berbuah. Sebab, rencana relaksasi DNI itu urung dilaksanakan.
Dari situ pula Ara menilai Bahlil merupakan sosok ketua umum HIPMI yang kritis dan berani mementingkan anak buah. “Maka demi kebenaran, anak-anak muda HIPMI jangan karena posisi lalu melupakan idealisme dan agenda," kata Maruarar yang disambuk tepuk tangan para hadirin.
Selain itu, Ara juga berpesan kepada siapa pun yang akan menggantikan Bahlil di kursi ketua umum HIPMI untuk getol memperjuangkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kewirawisahaan. Menurutnya, upaya meloloskan RUU Kewirausahaan bukanlah hal mudah.
Meski dari partai penguasa, Ara mengaku kesulitan mengegolkan RUU Kewirausahaan menjadi UU. “Ini tidak mudah karena saya pun harus berhadapan dengan teman-teman sendiri yang berbedan visi bagaimana membangun kepentingan nasional,” katanya.(ara/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi