jpnn.com - TULUNGAGUNG - Puluhan hektare sawah di Desa Balerejo, Kecamatan Kauman dan Desa Bendo, Kecamatan Gondang, terancam gagal panen. Pasalnya, pada musim tanam kedua ini lahan padi di dua desa tersebut diserang wereng. Akibatnya, para petani terancam merugi hingga puluhan juta rupiah.
Gito, petani asal Kecamatan Kauman, mengatakan, wereng yang menyerang lahan padinya menyebar dengan sangat cepat. Awalnya, hanya satu-dua petak sawah yang diserang. Namun, dalam waktu satu minggu hama itu menyebar ke beberapa petak sawah lain.
BACA JUGA: Malu, 7 Tahun Alat Kelamin Ganda Anak Disembunyikan
”Serangan wereng ini menyebabkan tanaman padi tidak sehat. Warnanya menguning, lalu mati karena akarnya membusuk,” ujarnya.
Pada 2013 dirinya dan petani lain juga gagal panen akibat wereng yang menyerang sawah mereka. Jika hama itu tidak bisa dikendalikan, tak mau petani di desanya harus gagal panen seperti pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Kemenpera Nilai Potensi Pasar Perumahan di Sulut Cukup Besar
”Setahun kami tanam dua kali dan selalu gagal. Jika tahun ini hama terus menyerang, mau bagaimana lagi? Petani juga harus gagal panen,” katanya.
Hal senada diungkapkan Jumi’an, petani asal Kecamatan Gondang. Dia mengatakan, beberapa petani bisa menyelamatkan lahan padinya karena yang diserang belum seberapa. Namun, kualitas padinya tidak bagus. Bila dijual, harganya pun anjlok hingga 50 persen.
BACA JUGA: Masker Habis, Korban Letusan Gunung Sangiangapi Pakai Kain
”Dalam satu petak hampir separo mengering karena diserang wereng. Bahkan, beberapa petani memilih panen dini karena takut tanaman padinya mengering. Petani merugi jutaan rupiah. Kerugian itu berupa modal tanam dan pemeliharaan,” ungkapnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Tulungagung di Kecamatan Kauman dan Gondang, Sabtu (31/5) akibat serangan wereng itu, tanaman padi jadi berwarna cokelat. Selain itu, bulir padi menjadi hancur dan tidak berisi. (c1/ris/JPNN/mas/bh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Sangiangapi Masih Mengancam
Redaktur : Tim Redaksi