jpnn.com - jpnn.com - Angka perceraian di Samarinda tergolong tinggi.
Pada 2016 lalu, Pengadilan Klas IA Samarinda mencatat 1.898 perceraian.
BACA JUGA: Sembilan Faktor Pemicu Perceraian
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.445 kasus adalah gugatan dari istri.
Sisanya, yakni 453 kasus merupakan gugatan dari pihak suami.
BACA JUGA: Ribuan Istri Gugat Cerai Suami Lantaran Tak Beri Nafkah
Menurut psikolog Ayunda Ramadhani, banyak hal yang memengaruhi perceraian. Mulai pertengkaran, gangguan pihak ketiga, hingga masalah finansial.
“Saat ini, banyak perempuan berkarier. Dengan kemampuan finansial itu, jika mereka mendapati hal menyakitkan, mereka tidak khawatir berpisah. Sebab, mereka sudah mampu menafkahi diri sendiri,” ucap dia sebagaimana dilansir Prokal, Sabtu (7/1).
BACA JUGA: 22 Tahun Menikah, Pasangan Seleb ini Pilih Bercerai
Menurut dokter di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Atma Husada Mahakam itu, ketidakharmonisan rumah tangga memiliki imbas negatif.
Terutama untuk perkembangan anak. Sebab, anak membutuhkan kehangatan orang tua.
Untuk menangkal perceraian, banyak cara yang bisa dilakukan.
Yang paling penting, menurut dia, pasangan bisa mengendalikan emosi dengan baik.
Dengan begitu, meski ada perselisihan, mereka tetap bisa bersikap dengan bijak.
Sebab, tidak sedikit perceraian yang ditemuinya hanya karena luapan emosi sesaat.
“Tarik napas yang dalam dan rileks adalah salah satu caranya mengontrol emosi saat bertengkar,” tandasnya. (nyc/ndy/k9)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Apa Nih, Kok Banyak PNS Bercerai
Redaktur & Reporter : Ragil