Wiranto Ingin Jadi Presiden

Rabu, 04 Maret 2009 – 12:34 WIB

JAKARTA – Calon Presiden dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto, menegaskan bahwa dirinya hanya ingin jadi presiden benaranBukan jadi presiden survey-an

BACA JUGA: SD Obama Belum Punya Lab Bahasa

Dengan demikian ia tak perlu merasa rendah diri namanya tidak menduduki peringkat teratas dalam hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei.


“Saya tidak ingin menjadi presiden survey
Saya hanya ingin menjadi presiden benaran yang menempatkan diri sebagai instrumen di negeri ini,“ ujar Wiranto dalam Forum PPP Mendengar di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (3/3).

Soal berurusan dengan lembaga survey, Wiranto bercerita, satu tahun Partai Hanura didirikan, lembaga survey menyebut akan memperoleh dukungan sekitar 8,6 persen dan posisi dirinya sebagai capres menempati urutan ke tiga

BACA JUGA: Boy : Darmawati Korban

“Lumayan juga,” kata Wiranto.

“Setelah dua tahun Partai Hanura berdiri dan interaksi dengan masyarakat kian tinggi dan Partai Hanura sudah berdiri hingga ke tingkat kecamatan dan desa di seluruh Indonesia, lalu semuanya itu hilang,” ujar Wiranto.

Mantan Menhamkam/Pangab itu menantang lembaga survey agar bersikap transparan dalam menjelaskan siapa yang membiayai survey dan metode apa yang digunakan untuk mensurvey capres
Sebab hasil beberapa lembaga survey dinilainya tidak logis dalam melansir persentase yang dibuatnya.

Hal lain yang tak masuk logikanya adalah pasca dirinya mendeklarasikan sebagai calon presiden, namanya mencuat masuk tiga besar di bawah calon presiden di bawah Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri

BACA JUGA: Status Bupati Minut, Tunggu Fatwa MA

Kekecewaannya muncul setelah dirinya bekerja keras, dengan turun ke daerah-daerah menemui rakyat, namanya kembali menghilang dari bursa capres yang diunggulkan"Tapi saya tidak terobsesi dengan angka-angka imaginer itu," katanya.

Wiranto menilai demokrasi yang berkembang di tengah-tengah bangsa Indonesia adalah demokrasi yang penuh dustaDemokrasi yang berlangsung saat ini harus diluruskan karena telah salah arahDia mencontohkan saat pilkada banyak persoalan yang muncul justru memperkeruh kondisi masyarakat hingga merenggut nyawa.

"Demokarsi yang ada dimanipulasi sedemikian rupa untuk meneguhkan praktik-praktik yang justru tidak demokratisKalau kita biarkan terlelap dengan kondisi seperti ini, saya tidak tahu lagi bagaimana wajah bangsa ini lima tahun ke depan," ujarnya.

Seharusnya demokrasi yang harus dibangun bangsa ini adalah mengedepankan tanggungjawab dan akuntabilitas publikSelain itu demokrasi itu juga bukan lagi sekedar prosedural, tetapi lebih pada substansi berdemokrasi.

Lebih lanjut Wiranto menegaskan dirinya tahu persis proyeksi berbagai ancaman terhadap eksistensi bangsa iniKondisi bangsa yang penuh ketidakpastian ini, yang dibutuhkan adalah memberikan kepastian-kepastianKarenanya, menurut Wiranto, bangsa ini harus melakukan berbagai terobosan secara signifikan.

"Jika perubahan itu hanya biasa-biasa saja, kita tidak akan mampu mengejar ketertinggalan sebagai bangsa dari negara lain," ujarnya seraya yang diperlukan bangsa ini percepatan pembangunan dengan strategi kebijakan yang lugas dan tegas.

Dalam kesempatan sama, Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali menanyakan soal bagaimana pandangan Wiranto terhadap Islam"Adakah porsi yang memadai untuk kalangan ini nanti ketika Wiranto terpilih sebagai presiden," ujarnya.

Sepanjang pemerintahan Orde Baru, ujar Suryadharma, Islam selalu terpinggirkan dan kemesraan hanya terjalin saat menjelang pemilu sajaSetelah itu aspirasi umat Islam banyak terpinggirkan(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyidik Tak Boleh Minta Dana Pemda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler