jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebut teror pembunuhan kepada pejabat negara untuk menciptakan rasa takut. Dari situ, peneror menginginkan pejabat negara tidak mengerjakan tugas sehari-hari.
"Jadi, memang rencana pembunuhan pada pejabat itu ditujukan untuk memberikan rasa takut, agar pejabat bersangkutan mengurangi aktivitasnya, lemah," ucap Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
BACA JUGA: Pimpinan Lembaga Survei jadi Target Pertama Pembunuh Bayaran
BACA JUGA: Polri Sebut Ada Pembunuh Bayaran Incar 4 Pejabat Nasional dan 1 Petinggi Lembaga Survei
Namun, ucap dia, para pejabat negara yang menerima teror pembunuhan tidak pernah takut. Pejabat negara yang namanya disebut akan dibunuh, tuturnya, tetap menjalankan pekerjaan sehari-hari.
BACA JUGA: Wanita Pemasok Senpi Merupakan Istri Seorang Purnawirawan TNI
"Namun, kami tidak seperti itu. Biarpun ada ancaman kami tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada," ucap dia.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian membocorkan nama-nama pejabat negara yang menjadi sasaran pembunuhan di saat momen kerusuhan pecah pada 22 Mei 2019. Menurut Tito, nama yang diancam akan dibunuh adalah Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan dan staf Khusus Presiden Bidang Intelijen Gories Mere.
BACA JUGA: Mangkir Panggilan Polisi, Dahnil Jubir Prabowo: Tiket Pesawat Mahal
"Itu mereka menyampaikan nama, di antaranya Pak Wiranto, Pak Luhut, Pak Kepala BIN (Budi Gunawan), dan Pak Gories Mere dan pimpinan sejumlah pemimpin lembaga survei yang tidak saya sebut namanya," kata Tito ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Selasa (28/5) ini.
Menurut Tito, polisi mendapat informasi nama-nama pejabat negara yang terancam pembunuhan itu dari hasil penyelidikan. Polisi sedikitnya menangkap lima orang terduga pelaku pembunuhan pejabat negara.
"Dasar kami BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Itu resmi. Pro justitia. Bukan karena berdasarkan informasi intelijen," ucap mantan Kapolda Metro Jaya itu. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Target Pembunuh Bayaran, Moeldoko: Berarti Saya Orang Hebat dong
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan