PROBOLINGGO- Terkait kenaikan status Gunung Bromo, kemarin Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Probolinggo, Muspika Sukapura, TNBTS, pelaku usaha wisata Bromo, kepala Desa Ngadisari, serta pos pengamatan Gunung Bromo langsung melakukan koordinasi.
Pertama, rombongan bersama-sama mengunjungi pos pengamatan Gunung Bromo untuk melihat aktivitas gunung melalui Seismogram dan SeismografDi sana, mereka ditemui Kepala Pos Pengamatan Gunung Bromo Syafi'i, vulkanolog Mulyono serta anggota lainnya
BACA JUGA: Bromo Awas, Zona Bahaya 3 Kilometer
"Kami sudah tidak bisa ke mana-manaDari pos pengamatan, para stakeholder wisata Bromo tersebut berkumpul di Hotel Cemara Indah
BACA JUGA: Saksi Bupati Terpilih Bantah Gerakkan Massa
Dari tempat ini, gumpalan asap tebal dari kawah Gunung Bromo terlihat jelasLalu sekitar pukul 15.00 WIB, Kapolres Probolinggo AKBP Zulfikar Tarius turut datang memantau kondisi Gunung Bromo
BACA JUGA: Enam Siswi SMPN Kotabumi Histeris
Kepada Kapolres, Kepala Desa Ngadisari Supoyo menjelaskan sekilas tentang kondisi terbaru Gunung Bromo, termasuk larangan mendekat dalam radius 3 kilometerDengan radius itu, lautan pasir menjadi daerah terlarangAkan tetapi untuk mengantisipasi warga dan wisatawan ke sana, langkahnya cukup mudah"Tinggal distop di Cemoro Lawang saja," ujar SupoyoSementara dari Pasuruan, ditutup di Penanjakan. Dari jalur Malang ditutup di Dusun Ngadas, Jemplang
"Saya kira sampai harus mengungsikan pendudukBegitu melihat gambar visual Bromo, tadi saya langsung meluncur," ujar Kapolres usai mendapat penjelasanNah, sekitar pukul 15.30 kemarin, status Gunung Bromo kembali naik, dari siaga menjadi awas(qb/yud/jpnn/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 733 Pelamar CPNS Gugur
Redaktur : Tim Redaksi