Wisuda Ke-79 UMJ, Rektor: Lulus Kuliah Tidak Otomatis Bekerja, Orang Tua Harus Sabar

Jumat, 31 Mei 2024 – 21:30 WIB
Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengatakan selesai kuliah, tidak otomatis mendapat pekerjaan, apalagi langsung mapan. Oleh karena itu, orang tua harus tetap sabar dan memberi dukungan kuat kepada putra-putrinya dalam proses menuju kesuksesan. Foto Humas UMJ

jpnn.com - JAKARTA - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., mengatakan bahwa selesai kuliah, tidak otomatis mendapat pekerjaan apalagi langsung mapan.

Oleh karena itu, Ma'mud Murod mengatakan bahwa orang tua harus tetap sabar dan memberikan dukungan kuat kepada putra-putrinya dalam proses menuju kesuksesan. Ma'mun menyampaikan itu saat memberikan sambutan dalam acara wisuda ke-79 UMJ, Kamis (30/5).

BACA JUGA: Suryan Widati Sandang Gelar Doktor Manajemen Pendidikan Islam UMJ, Begini Disertasinya

"Hidup yang baik adalah hidup yang berproses, tidak tiba-tiba sukses. Kalau begitu, tidak islami. Jadi, proses itu dimulai dengan merangkak dari bawah dan sampai di masa tertentu yang dapat dibilang sukses,” tutur Ma’mun dalam sambutannya. 

Ma’mun juga mengatakan wisuda kali ini digelar untuk pertama kalinya setelah menerima predikat Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). 

BACA JUGA: Demi Kedaulatan Rakyat, Rektor UMJ Minta Putusan MK soal PT Berlaku untuk Pemilu 2024

Data akhir April 2024 menunjukkan dari sekitar 4.400 perguruan tinggi (PT) seluruh Indonesia, tidak sampai pada angka 100 jumlah PT terakreditasi Unggul.

Ma'mun mensyukuri UMJ menjadi satu dari yang kurang dari 100 tersebut. 

BACA JUGA: Sikap Politik Rektor UMJ: Asalkan Bukan Gibran

“Ibarat pemain sepak bola, UMJ sudah masuk timnas. Kalau masuk timnas, harga transfernya lebih mahal dari pada pemain yang belum masuk timnas baik di level kelompok usia maupun senior,” kata Ma’mun. 

Dia yakin para alumni akan lebih percaya diri dengan status akreditasi UMJ, karena memiliki nilai tawar lebih tinggi daripada kampus lain yang belum terakreditasi Unggul.

Ma’mun berkomitmen setelah UMJ meraih akreditasi Unggul, jajaran pimpinan kampus akan terus memperbaiki universitas itu dan terus menaikkan derajat lebih tinggi lagi.

Lebih lanjut, Ma'mun menyebut UMJ memiliki 10 fakultas dan 1 sekolah pascasarjana dengan 57 prodi, 12 di antaranya adalah program magister serta tiga program doktor. 

"Insyaallah ijazah yang diperoleh dari UMJ itu sangat legal. Jadi, bisa dipertontonkan bahwa ijazah kita adalah ijazah benar yang diperoleh dari kampus akreditasi Unggul," jelasnya.

Dia memaparkan peringkat UMJ dari berbagai versi yang kian meningkat.

Dimulai dari Webometrics, UMJ berada pada rangking 76 dari 4.400 perguruan tinggi di Indonesia.

Sementara itu, di Unirank, UMJ terdapat peringkat ke-68. 

Kemudian, pada perguruan tinggi Islam terbaik sedunia, UMJ menempati posisi ke-48.

Pada lingkup Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah, UMJ berada di ranking ke-6.

"Tentu kami (pimpinan) memiliki target tertentu untuk terus meningkatkan kuantitas UMJ sehingga meskipun adik-adik telah selesai studi dan UMJ ada di level terbaik dari posisi saat ini maka adik-adik tetap akan bangga," terang Ma'mun.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kemanusiaan Muhadjir Effendy mengapresiasi predikat unggul yang telah diraih UMJ. 

Mantan mendikbud itu juga juga mengingatkan bahwa keunggulan UMJ tidak hanya bangunan yang megah maupun para pimpinan, tetapi tampilan para alumninya.

"Kalau kita bisa memberikan pesan positif maka orang juga akan menilai positif UMJ,” kata Menko Muhadjir saat menghadiri wisuda ke-79 UMJ, Kamis (30/5).

Muhadjir menekankan kepada para lulusan agar tidak takut membuat langkah yang kelihatannya ganjil dengan suasana yang tidak pasti ini.

Menurut dia, apabila berpegang teguh kepada Mars UMJ, menjadi cendekiawan berakhlak mulia pasti akan menemukan kejayaan.

“Ini bukan akhir, tetapi awal kalian memasuki realita sesungguhnya. Saya yakin para lulusan memiliki wajah yang menjajikan dan optimistis, mudah-mudahan Allah SWT selalu menyertai saudara semuanya,” harap Muhadjir.

Ketua Badan Pembina Harian UMJ Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., menyampaikan pesan mendalam kepada wisudawan terkait modal dalam menghadapi tantangan kehidupan setelah lulus. 

Ijazah dan nilai IPK menjadi penting karena itu modal awal, tetapi Mu’ti menjelaskan kreativitas dan mentalitas lebih penting dari itu. Dia memberikan gambaran tentang pentingnya semangat untuk berjuang dan mentalitas untuk maju itu jauh lebih penting. 

Sekretaris PP Muhammadiyah ini juga berpesan pada wisudawan agar memiliki integritas moral yang juga terdapat dalam bait terakhir Mars UMJ. 

“Lirik dari bait penutup 'Cendekia berbudi luhur', memiliki pesan moral yang sangat penting bagi kita karena lulusan UMJ harus menunjukkan keunggulan dalam akhlak dan berbudi luhur, untuk membawa kemajuan umat serta bangsa,” kata Mu’ti.

Menurutnya saat ini banyak terdapat tunamoral yang menjadi masalah bangsa Indonesia. Oleh karena itu, akhlak dan moralitas menjadi penentu keberhasilan di masa depan. (esy/jpnn) 


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler