WN Bulgaria Masuk DPO

Kasus Pembobolan ATM dan Rekening

Jumat, 05 Februari 2010 – 16:48 WIB
BB - Sejumlah barang bukti (BB) aksi kejahatan pembobolan ATM yang sudah disita kepolisian, saat diperlihatkan di Mabes Polri, Jumat (5/1). Foto: Zulhakim/JPNN.
JAKARTA - Selain menetapkan belasan tersangka, Polri juga sejauh ini telah memasukkan sejumlah tersangka lainnya dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembobolan ATMSalah satunya adalah seorang warga negara Bulgaria bernama Marinuf

BACA JUGA: Demokrat Bantah akan Ada Reshuffle

Ia diketahui terlibat dalam sindikat pembobolan rekening lainnya yang ada di Indonesia.

"Empat pelaku sedang kita kejar
Seorang (di antaranya) warga negara asing," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Edward Aritonang, di Mabes Polri, Jumat (5/2).

Selain Marinuf, polisi juga disebutkan tengah memburu sejumlah pelaku lainnya, yang disebutkan oleh tersangka yang telah tertangkap berada di luar negeri

BACA JUGA: Budaya Setempat di Kurikulum Muatan Lokal

Mereka antara lain berada di Australia dan Kanada.

Sementara itu, dari beberapa kasus yang terungkap, sejumlah modus berhasil teridentifikasi
Untuk Bali, selain (memakai) skimmer, pencurian data disinyalir memanfaatkan informasi dari oknum pemegang otoritas data di bank bersangkutan

BACA JUGA: DPR Didesak Panggil Hatta Radjasa

Sedangkan di Samarinda, pembobolan rekening dilakukan dengan memanfaatkan kartu debet palsuIni dilakukan bekerjasama dengan merchant pemegang EDC (Electronic Data Capture).

Sementara di Pontianak, pelaku ditengarai memanfaatkan penjepit kartu pada mesin ATMCaranya, setelah kartu ATM korban tertelan mesin, pelaku lain datang menawarkan bantuan dengan menghubungi nomor tertentuNamun ini hanya untuk mengelabui, karena sementara itu kartu ATM korban dilarikan dan dicairkan di ATM lainnya.

Lain lagi halnya di Jogjakarta, di mana pembobolan rekening dilakukan dengan mark-up pembelanjaan nasabah yang membayar menggunakan kartuLagi-lagi, pola ini bekerjasama dengan gerai atau toko pemilik EDCCaranya, pembayaran korban dimark-up, dengan menambahkan digit angka pembayaranMisalnya korban belanja Rp 100 ribu, digit ditambahkan menjadi Rp 1 juta.

Dari modus-modus ini, pihak kepolisian menyebutkan bahwa memang terindikasi adanya keterlibatan oknum bankHingga saat ini, dua pejabat bank dilaporkan telah ditangkapMereka berinisial AS dan AS, masing-masing dari BCA dan Danamon.

"Dia yang mengetahui tabungan-tabungan ituTidak semua orang bisa mengetahui tabungan nasabahHanya orang tertentu yang punya kewenangan untuk mengakses tabungan (dan) berapa besarannya," tambah Kabareskrim Komjen (Pol) Ito Sumardi, memaparkan peran kedua pejabat bank itu.

Sementara saat ini, bank-bank yang menjadi korban pembobolan, tercatat mulai dari BCA, Mandiri, BNI 46, BII, Permata, Commonwealth, serta beberapa bank asing lainnyaDari daftar bank korban ini, BCA menjadi korban terbesar dengan 236 nasabah serta kerugian sebesar Rp 4,9 miliar"Kita bekerjasama dengan bank, agar hal ini tak terulang," tambah Ito pula(zul/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan untuk Angklung dan Muatan Lokal Budaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler