Budaya Setempat di Kurikulum Muatan Lokal

Jumat, 05 Februari 2010 – 15:49 WIB

JAKARTA - Guna melestarikan budaya Indonesia, pemerintah diharapkan dapat memasukkan mata pelajaran budaya unggulan sebagai muatan lokalCara ini dianggap efektif untuk mengenalkan mata budaya kepada generasi kini.

Profesor Dr Arief Rachman, anggota dewan International Bureau of Education Council UNESCO (IBE-UNESCO) mencontohkan, angklung misalnya, sebagai salah satu budaya dari Jawa Barat, dapat dimasukkan sebagai mata pelajaran intrakulikuler di sekolah hingga universitas

BACA JUGA: DPR Didesak Panggil Hatta Radjasa

"Kalau dulu sebagai ekstrakulikuler, lama-lama bisa jadi intrakulikuler," tambahnya, di Jakarta, Jumat (5/2).

Daerah-daerah lainnya di Indonesia yang mempunyai budaya khas, menurut Arief lagi, juga dapat melakukan hal yang sama
Tujuannya, terutama agar budaya tersebut tak hanya diakui, namun dapat diteruskan kepada generasi masa kini

BACA JUGA: Pengakuan untuk Angklung dan Muatan Lokal Budaya

Untuk itu, dinas pendidikan dan pemerintah daerah setempat dipandang memegang peranan penting dalam menyusun kurikulum tersebut.

Sinergisitas dua institusi ini, kata Arief lagi, cukup menentukan
Hal ini khususnya terkait dengan tenaga pengajar

BACA JUGA: Tahun Depan, Tiga Budaya Indonesia Diakui Dunia

Dalam hal ini, pemerintah daerah harus memiliki pengajar yang menguasai dan mampu mengajarkan budaya setempat.

Arief pun menjelaskan, sertifikat Best Practise yang didapat diklat Warisan Batik Indonesia dari UNESCO, sebagai contohnya, diberikan setelah lembaga dunia itu melihat sejauh mana program-program pelestarian budaya yang dilakukan Indonesia"Kalau tidak ada programnya, tidak akan mendapat pengakuan sertifikat," tambahnya.

Untuk itu, Arief menegaskan lagi bahwa pemerintah mustinya bisa bekerjasama, misalnya dengan yayasan-yayasan yang mempunyai program batik dan wayangSementara, ia pun mengakui, untuk mendapatkan pengakuan sertifikat sebuah budaya, memang memerlukan waktu dan perjuangan yang panjang.

"Ini akan panjang perjuangannya dan akan menarik, serta jadi khazanah budaya bangsaContohnya, angklung jadi ekskul dulu (optional), lama-lama jadi intrakurikuler dan muatan lokal (wajib)," jelas Arief lagi(lev/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Pemimpin Negeri Perlu Dites Psikologi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler