WNI di AS Tewas Dibakar WNI

Pelaku dari Madiun, Korban asal Malang

Jumat, 19 Desember 2008 – 08:57 WIB
JAKARTA - Aksi pembunuhan sadis dengan pelaku dan korban warga Indonesia terjadi di Amerika Serikat (AS)Eddy Setiadi membunuh Ferry Purwanto, 28, di Tennessee, AS

BACA JUGA: Pengesahan RUU MA Tanpa Hambatan

Eddy yang asal Madiun juga berusaha menghilangkan jejak aksinya dengan cara membakar mayat korban
Ferry adalah pria asal Malang yang telah sembilan tahun menetap di Negeri Paman Sam.

’’Kami mendapat informasi itu pada 15 Desember lalu bahwa ada WNI pada 14 Desember ditahan polisi karena tuduhan membunuh temannya,’’ kata Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah di Jakarta

BACA JUGA: Daerah Baru Ternyata Bisa Swasembada Pangan

Faiz mengemukakan bahwa Konsulat Jenderal RI di Houston sudah mengontak kepolisian Tennessee


Menurut Faiz, pelaku ditangkap FBI di Nashville, salah satu kota yang berada di dalam wilayah negara bagian tersebut

BACA JUGA: Komite Aksi Migrant Sambangi Istana

Dalam interogasi dengan aparat ditemukan informasi bahwa mayat korban dibakar di sebuah rest area State Alabama, yakni kawasan hutan di perbatasan antara Negara Bagian North Carolina dan Tennessee, AS.

Faiz mengemukakan, pemerintah tetap akan memberikan pendampingan kepada pelaku’’Setelah bisa berhubungan dengan pelaku, paling lambat Senin (22/12) kami akan memberikan pendampingan,’’ ungkap Faiz.

Menurut Faiz, pelaku dan korban diduga telah lama saling mengenal karena sama-sama berasal dari Jawa TimurMereka juga bekerja sebagai staf di restoran yang sama’’Karena berasal dari daerah yang sama, korban dengan mudah percaya kepada pelaku,’’ katanya.

Direktur Perlindungan TKI dan BHI Teguh Wardoyo menambahkan, dari pemeriksaan FBI juga terungkap bahwa motif ekonomi melatari aksi pembunuhan tersebut’’Ferry telah sembilan tahun tinggal di AS dan diketahui mempunyai tabungan dengan nilai yang besar,’’ jelasnya.

Sembilan tahun bekerja di restoran itu, tabungan korban mencapai USD 200 ribu (sekitar Rp 2 miliar) dengan perolehan gaji sekitar USD 2.500 (sekitar Rp 25 juta) per bulanNamun, Teguh tidak menjelaskan motif dan aksi pembunuhan itu secara detail. (iw/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... FPDIP : Absensi Bukan Ukuran Kinerja DPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler