WNI Disandera Abu Sayyaf, Ketua DPR Ingin Pasukan Elite Dikerahkan

Selasa, 29 Maret 2016 – 12:29 WIB
Ilustrasi. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPR Ade Komarudin bersikap keras terkait penyanderaan 10 WNI oleh kelompok militan pimpinan Abu Sayyaf di Filipina. Dia menegaskan bahwa pemerintah jangan pernah mau berkompromi.

Ini disampaikan politikus yang akrab disapa Akom, terkait adanya permintaan uang tebusan sebesar Rp 15 miliar untuk pembebasan sandera. Pihaknya yakin pemerintah mampu melakukan pembebasan karena sudah punya pengalaman. Politikus Golkar itu teringat pada Operasi Woyla (1982 di Thailand). 

BACA JUGA: DPR Sebut Ada Kapal TNI Ditembak Tiongkok, Benar Panglima?

"Jangan pernah kompromi, lakukan operasi secara tepat. Jangan khawatir, kita sudah pernah berhasil melakukan Operasi Woyla, itu berhasil," kata Akom di gedung DPR Jakarta, Selasa (29/3).

Ya, dalam operasi Woyla tahun 1981 itu, pasukan elite TNI AD Kopasshanda (sekarang Kopassus) berhasil membebaskan ratusan WNI yang disandera kelompok teroris di pesawat Garuda Indonesia yang terparkir di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand.  

BACA JUGA: Tiga Anggota Komisi V DPR Digarap KPK, Siapa Mereka?

Apalagi, lanjut Akom, dalam kasus ini ada unsur pemerasan agar 10 WNI tersebut dibebaskan. Negara, tegasnya, tidak boleh menyerahkan harga diri pada sekelompok orang yang ingin memeras.

"Masa negara ini harus takut kepada premanisme, kepada terorisme, tidak boleh," tegasnya. (fat/jpnn)

BACA JUGA: KPK Tancap Gas Usut Kasus Simulator SIM

BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 WNI Disandera, Tantowi: Gunakan Dulu Cara Diplomasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler