Work From Bali, Kampanye Dubes RI demi Gaet Investor Tiongkok

Sabtu, 20 Juni 2020 – 09:35 WIB
Duta Besar RI Djauhari Oratmangun saat berbicara di depan investor Tiongkok dalam seminar di Beijing, Kamis (18/6). Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, BEIJING - Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun mengampanyekan Work from Bali kepada para investor dalam seminar bertajuk Tiongkok Enterprises Going Global Risk Conference: 2020 Global Investment Services Forum and Foreign Embassies and Overseas Industrial Parks' Promotion Information Release di Beijing, Kamis (18/6).

“Tagar Work from Home selama masa pandemi berpeluang menjadi Work from Bali pascapandemi,” kata Djauhari dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA, Jumat (19/6).

BACA JUGA: Banyak Investor Angkat Kaki dari Tiongkok, Indonesia Harus Segera Sahkan RUU Cipta Kerja

Bagi orang asing, bekerja dari Bali memberikan manfaat tersendiri karena selain biaya hidup yang relatif lebih murah, kualitas hidup pun lebih terjamin karena kelestarian lingkungan yang tetap terjaga.

Saat menjadi pembicara utama dalam seminar yang digelar di Hotel Sheraton Beijing itu, Dubes juga menyampaikan berbagai kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia guna menarik minat investor asing dalam era normal baru.

BACA JUGA: Investor Tiongkok Berminat Biayai Pembangunan Indonesia Islamic Science Park

Selain membentuk gugus tugas percepatan penanganan COVID-19, lanjut Dubes, pemerintah juga mengeluarkan berbagai stimulus fiskal dan non-fiskal, kebijakan moneter dan finansial, serta berbagai jaring pengaman kesehatan, sosial, ekonomi, dan masa pemulihan.

Untuk sektor yang paling berpeluang dalam situasi New Normal pasca COVID-19, dia menyebut sektor ekonomi digital, pariwisata, kendaraan listrik, dan pengembangan sumber daya manusia sebagai prioritas.

BACA JUGA: Pemerintah Gencar Promosi Peluang Investasi Demi Gaet Investor Tiongkok

“Ekonomi digital memang tidak terelakkan menjadi perhatian tersendiri selama pandemi karena mencatatkan pertumbuhan signifikan, namun potensi pariwisata Indonesia pada masa normal baru menjadi peluang tersembunyi yang bisa dieksplorasi,” ujarnya.

Selain itu kekayaan alam berupa nikel juga menjadi sektor paling potensial bagi investor asing untuk turut andil dan memperoleh manfaat dari kemajuan pesat Indonesia saat ini.

Seminar yang dihadiri 50 peserta dengan jarak tempat duduk masing-masing sekitar 4 meter dengan disiarkan secara daring hingga diikuti 2.000 orang dari berbagai perusahaan dan asosiasi bisnis di Tiongkok itu digelar oleh Jiang Tai International Associates (JTIA), organisasi yang berafiliasi dengan berbagai investor Tiongkok.

Tugas utama JTIA adalah mengidentifikasi negara tujuan potensial dan memberikan rekomendasi bagi perusahaan yang akan melakukan investasi di luar negeri.

“Indonesia dinilai sebagai salah satu negara tujuan investasi prioritas bagi Tiongkok,” kata Dubes Djauhari.

Chairman JTIA Shen Kaitao menjelaskan bahwa pemerintah Tiongkok tetap memberikan prioritas bagi perusahaan nasional untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.

“Investasi ke luar negeri menjadi semakin penting di tengah situasi pandemi COVID-19, tidak hanya bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok, melainkan juga pertumbuhan ekonomi global. Namun demikian, situasi penanganan pandemi di masing-masing negara juga perlu tetap menjadi pertimbangan utama dalam melakukan investasi,” ujarnya. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler