WOUW...Menikmati 'Surga' dari Kuliner Golden Fish hingga Ladies Night

Minggu, 03 April 2016 – 19:45 WIB
Tampak kapal pesiar, MV Sea View yang melayani wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara di wilayah perairan Kota Batam dan sekitarnya. FOTO: Mesya Moehamad/JPNN.com

jpnn.com - Bagi yang belum pernah ke Batam, tidak ada salahnya mencoba menikmati pariwisata di wilayah yang berbatasan langsung dengan Singapura. Meski Batam dikenal sebagai kota industri, namun wilayah ini ternyata memiliki objek wisata yang tidak kalah menarik dibanding daerah lainnya. Tidak salah bila pemerintah (Kementerian Pariwisata) menetapkan Batam sebagai salah satu pintu wisata wisatawan mancanegara. 

‎_______________________

BACA JUGA: Kisah Mantan Dosen yang Hidup Bersama Suku Anak Dalam di Hutan Belantara

MESYA MOHAMAD, Jawa Pos National Network (JPNN.com)

PERJALANAN dari Jakarta-Batam, hanya butuh waktu satu jam dan 18 menit. Begitu sampai di Bandara ‎Hang Nadim, Batam, kesannya biasa saja. Bandaranya tidak sebesar Juanda-Surabaya, Hasanuddin-Makassar, Kualanamu-Medan, Ngurah Rai-Bali, apalagi Soekarno Hatta-Jakarta.

BACA JUGA: Crass! Darah Muncrat ke Dinding Gua

Keluar bandara, suasana gersang sangat terasa karena penghijauan belum merata. Di kanan-kiri dihiasi ruko-ruko yang lebih banyak kosongnya. Meski begitu pembangunan ruko tetap jalan. ‎Menurut Ketua Sadar Wisata Kota Batam Deska Amilin‎, ruko-ruko tersebut sudah dibeli orang dan tinggal diisi saja.

BACA JUGA: Berawal dari Menyelamatkan Anjing, Kini Jadi Klub Profesional

Jembatan Barelang - Batam

Tiba di Batam Center, wisatawan dihadapkan dengan alun-alun Pemkot Batam yang‎ berdampingan dengan masjid agung Batam. Di sampingnya ada pusat perbelanjaan Megamall dan sejumlah hotel berbintang. Wilayah ini tidak ada macetnya. Bagi yang suka balap, bisa menjajal jalan raya Batam yang lebar, mulus, dan kendaraan minim. 

Untuk yang suka hemat, silakan mencoba bus trans Batam. Kendaraannya ber-AC, harganya pun murah meriah Rp 4000 sekali jalan. Bus trans Batam jumlahnya untuk satu jurusan hanya lima unit, misalnya ke arah Sie Jodoh.

Meski jumlahnya hanya lima lima unit, jangan dipikir penumpangnya akan berjubel seperti bus di Jakarta. Seramai-ramainya penumpang hanya sekitar 10-15 orang. Bus trans ini jalannya tepat waktu seperti bus bandara Soetta, tiap 30 menit jalan kendati kosong atau penumpang hanya satu atau dua orang.

Namun pascademo sopir angkutan kota, bus trans Batam hanya beroperasi mulai jam 08.00 hingga 17.00. Ini lantaran sopir angkot merasa pendapatannya anjlok sejak bus trans Batam beroperasi.

Bandara Hang Nadim dan pelabuhan jaraknya sangat dekat, hanya sekitar 30 menit. Tidak perlu khawatir akan berhadapan dengan kemacetan. Di pelabuhan inilah, wisatawan yang ingin ‎ke Singapura, hanya menggunakan kapal feri. Wisatawan diberi pilihan menggunakan tour travel atau tidak. Bagi yang ingin lebih hemat cukup bayar kapal feri Rp 480 ribu. Sedangkan yang menggunakan guide Rp 780 ribu. 

Namun sebelum menikmati wisata di negeri orang, tidak ada salahnya menjelajah Batam. Seorang tukang sate yang biasanya nongkrong di lokasi kuliner malam, Batam Center sesumbar,‎ bila Batam itu kota kecil. Cukup keliling 30 menit sudah bisa menguasai Batam. Namun, pernyataan tukang sate itu terbantahkan saat Ketua Sadar Wisata Kota Batam Deska Amilin‎ mengajak tim jurnalis berkeliling menikmati pariwisata Kota Batam.

Kapal Pesiar, MV Sea View

Deska hanya mengajak di beberapa lokasi yang terkenal saja. Namun bisa menggambarkan, betapa luasnya Kota Batam. Menurut Deska, luasnya wilayah Batam lantaran reklamasi. Batam yang terkenal sebagai daerah kepulauan, memang lebih banyak dengan laut dan bukit. Untuk memperluas wilayahnya, Batam melakukan reklamasi di lautan maupun daratan. Bukit-bukit sengaja dipotong dan diratakan agar semakin luas wilayahnya. Laut ditimbun sehingga menjadi daratan luas.

Hampir setiap hari warga Singapura berlabuh di pelabuhan Batam. Mereka belanja kebutuhan harian di Batam karena harganya miring dibanding negara Merlion itu. Saat long weekend, pusat belanja dan hotel-hotel di Batam penuh. Lantaran turis mancanegara yang berwisata di Singapura memilih nyeberang ke Batam.

“Turis ‎Tiongkok, Malaysia, Korea, dan negara-negara Eropa yang berwisata di Singapura, kebanyakan tidak tinggal di Singapura. Mereka menginap di sini, belanja juga di sini karena harganya jauh lebih murah dibanding Singapura," ujarnya.

Harga hotel berbintang di Batam ‎relatif lebih murah dibanding Jakarta. Hanya di kisaran Rp 380 ribu hingga Rp 650 ribu, tergantung jenis kamarnya apakah standar atau delux.

Menurut Deska yang sering membawa turis dari Belanda dan Tiongkok ini, ketertarikan wisman ke Batam karena keunikan Pulau Batam. Ditambah dengan berbagai fasilitas baik itu pelabuhan dan bandara. "Mestinya Batam menjadi ibukota Kepri," cetusnya.

Dari berbagai lokasi wisata di Batam, yang paling banyak dikunjungi wisman maupun wisatawan nusantara (wisnus) adalah kawasan Golden Prawn, Nagoya, Jembatan Barelang. Di Golden Prawn, para wisatawan dimanjakan dengan wisata kulinernya. Sea food dengan olahan khas Batam benar-benar membuat turis kepincut hatinya. Tak salah bila kuliner Golden Prawn dinyatakan terbaik se Indonesia.

Masih di kawasan Golden Prawn, wisatawan dibawa menje‎lajah kepada kejadian ratusan tahun lalu. Di mana saat itu, seorang pelaut dari Tiongkok Laksamana Cheng Hoo menjadikan Jalan Sutra sebagai lalulintas perdagangan. Kecintaannya kepada Kota Batam, membuat Laksamana Cheng Hoo mendirikan Masjid Cheng Hoo yang tak lama kemudian dirinya mantap menjadi mualaf.

Tidak seberapa jauh dari Masjid Cheng Hoo, ada miniatur kapal yang ditumpangi sang laksamana. Figur Cheng Hoo juga dibuat patung‎ untuk mengingat jasanya. Sayangnya turis tidak bisa masuk ke dalam kapal dan hanya bisa menikmati dari luar saja.

“Kenapa diberi nama Golden Cheng Hoo, karena wilayah ini ditemukan Laksamana Cheng Hoo saat melakukan perjalanan dagang Tiongkok ke Indonesia," ucapnya. 

Lepas dari kawasan Golden Prawn dan Golden Cheng Hoo, turis bisa menikmati jembatan Barelang Bridge yang menjadi ikon Kota Batam. Kata warga sekitar, yang sudah ke Batam tapi belum melihat jembatan hasil karya Presiden ketiga BJ Habibie, sama saja tidak ke Batam. Ibarat makan nasi tanpa lauk. Meski ‎tidak sepanjang jembatan Suramadu, namun Jembatan Barelang menjadi cikal bakal keberadaan jembatan di wilayah lainnya seperti Kaltim dan Jatim.

Tidak jauh dari Jembatan Barelang, ada kawasan yang sangat elok yaitu Golden Fish. Untuk menempuhnya butuh waktu tidak sampai satu jam. Begitu masuk kawasan, wisatawan akan terasa nyaman karena suasananya sejuk berlatarbelakang Jembatan Barelang dan laut serta pulau.

Di Golden Fish ini dilengkapi cottage dengan harga miring, makanan khas Batam yang enak dan dijamin berkolestrol tinggi. Satu lagi yang bikin Golden Fish diminati wisman dan wisnus, adanya kapal pesiar MV Sea View. Kapal pesiar yang bakal menjadi ikon Kota Batam ini memang terbilang mewah. Para pesohor banyak yang sudah menikmati indahnya Golden Fish, seperti Tukul Awana, grup band Gigi, Yongki, dan masih banyak lagi.‎ Saat ini Golden Fish tengah melakukan pembangunan hotel untuk melengkapi cottage yang sudah ada.

Ketua Sadar Wisata Kota Batam Deska Alimiin. FOTO: Mesya/JPNN

Bagi wisatawan yang berencana menikah di kapal pesiar, MV Sea View menyediakan paket hemat. Cukup dengan Rp 110 juta, anda sudah bisa menikah di kapal pesiar berkapasitas 300 penumpang. Selain bisa menikmati cottage dan sea food, anda diberikan service oke punya.

“Dijamin tidak akan bosan dan ingin berlama-lama di sini. Karena prinsip kami membuat tamu betah dan cinta dengan Kota Batam khususnya Golden Fish," kata Sales Manager Golden Fish Jeffry Felix.

Yang ingin menikmati wisata malam, bisa menikmati kawasan Nagoya Newtown Tidak hanya pasar malamnya, banyak restoran maupun klub malam yang dibu‎ka. Dengan berlatar laut, wisatawan bisa melihat Singapura sangat dekat.  Ladies Night juga disiapkan di kawasan itu, tapi tidak setiap hari.

“Ladies night adanya malam Jumat saja," ujar Deska tertawa ngakak.

Selain itu, ada hotel unik yang bikin mata wisatawan terbelalak. Hotel Pacific Place dibuat persis kapal pesiar, dengan dua ukuran besar dan kecil. Menurut cerita Deska, dua kapal itu sengaja dibuat‎ seolah-olah kapal kecil tengah menarik kapal besar. Bak kapal beneran, para karyawan hotel menggunakan busana layaknya nakhoda dan anak buah kapal.

Usai menikmati pemadangan wisata menarik, ‎ada juga kawasan industri yang dibangun tidak seperti pabrik. Kawasannya hijau, teratur dengan pengamanan ketat. Maklum saja, wilayah ini menjadi pemesanan seragam tentara Australia dan negara lainnya.

“Jadi seragamnya yang bikin orang Batam, tapi tidak boleh dicantumin made in Batam," ujar Deska.

Puas menikmati wisata kuliner, wisata industri, wisata alam, kini saatnya berwisata belanja. Ingin menikmati barang murah dan berkualitas, datang saja ke Nagoya Hill, Top 100, dan Lucky Plaza. Dijamin harganya miring dan berkualitas, tinggal pintar-pintar menawar serta memilih barang.‎(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HEBAT! Dosen Memilih Hidup di Hutan Bersama Suku Anak Dalam


Redaktur : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler