"Industri farmasi berat loh
BACA JUGA: RS Pemerintah Justru Minim Gunakan Obat Generik
Banyak yang suka dimintai macam-macamBACA JUGA: Menhut: Bencana Wasior karena Salah Tata Ruang
Kalau dilawan, industri farmasi yang kena getahnya," aku Syamsul dalam workshop bertajuk persaingan usaha di industri farmasi,di Bandung, Senin (11/10)BACA JUGA: Pemprov Kaltim Incar Blok Mahakam
Produsen obat akan mendapatkan porsi yang lebih besar jika bisa menservice dokternya dengan baik"Memang ini sulit dibuktikan, tapi di lapangan memang adaKalau obat generik tidak bisa, wong dikasi murah saja pasiennya tidak mau," ujarnya.Permintaan para dokter yang bisa dideteksi adalah bila ada seminarDi area kegiatan seminar, panitianya menyediakan counter-counter untuk disewakan"Biasanya counter yang mahal itu dekat pintu masukParahnya itu ditenderkan dengan harga tinggiKalau yang standar Rp5 juta, yang dekat pintu masuk ditender 10 kali lipatMakanya dengan dana surplus tersebut, para dokternya melaksanakan pembubaran panitia di luar negeri dengan mengajak anak-istrinyaNah yang begini ini justru merusak usaha farmasi," tegasnya.
Namun, pernyataan ini dibantah Sekjen IDI Slamet BudiartoDia mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan tentang masalah tersebutKalaupun dokter membuat seminar dengan bantuan dana pengusaha farmasi, dana itu tidak digunakan untuk hura-hura"Kan itu tidak ada buktinya, karena setahu saya yang dokter terima itu sedikitBisa saja dana itu larinya ke pos lainnya," kilah Slamet yang dihubungi usai workshop(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Bikin Kesal Pemilik Mobil Mewah di Batam
Redaktur : Tim Redaksi