jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengawal pengembangan sorgum dari hulu hingga ke hilir untuk mewujudkan diversifikasi pangan.
Hal ini agar pemerintah tidak bergantung terhadap beras sebagai makanan sumber karbohidrat.
BACA JUGA: Kunjungi Fasilitas Produksi Vaksin mRNA, BPOM Apresiasi Perkembangan Etana
Dalam mewujudkan hal tersebut, BPOM menggelar Sarasehan Jaminan Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan Olahan Berbahan Dasar Sorgum dalam peringatan World Food Day Tahun 2023, di Mojokerto, Kamis (2/11).
Kepala BPOM Penny K. Lukito menjelaskan upaya pengawalan ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
BACA JUGA: BPOM Tingkatkan Pengawasan Implementasi Farmakovigilans Lewat PMR
Menurut dia, apabila pengawalan di sisi hulu tidak optimal, pengembangan di sisi hilir-pun tidak dapat dilakukan karena tidak tersedia bahan baku dengan jumlah dan mutu yang sesuai.
Sebaliknya, apabila dari sisi hulu dikembangkan, sementara sisi hilir tidak dikembangkan, maka konsumsi sorgum oleh masyarakat tidak maksimal yang berakibat harga turun dan kesejahteraan petani sorgum menjadi lebih rendah.
BACA JUGA: Mantap, Mentan SYL Panen Sorgum di Kabupaten Lamongan
"Salah satu tujuan sarasehan ini adalah untuk membangun konvergensi program antar-kementerian, dinas, serta pihak swasta," ujar Penny K. Lukito, dalam keterangannya, Jumat (3/11).
Diversifikasi pangan berbahan sorgum membutuhkan pengawalan terutama terhadap jaminan keamanan, mutu, dan gizi dari sisi hulu hingga ke hilir oleh semua pihak.
Kepala BPOM mengajak para pelaku usaha pangan olahan untuk memanfaatkan sorgum sebagai bahan baku pangan olahan.
BPOM siap untuk melakukan bimbingan teknis dan pendampingan kepada para pelaku usaha terutama usaha mikro kecil (UMK) yang memproduksi produk olahan sorgum.
Pendampingan yang dilakukan melalui bimbingan teknis cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB).
"Peserta diberikan materi terkait keamanan pangan, pelabelan, informasi nilai gizi, dan bahan tambahan pangan olahan. Diharapkan setelah mengikuti bimtek, peserta sebagai enterpreneur pangan dapat menerapkan aspek keamanan pangan di setiap rantai pengolahan hingga distribusi produk pangan," harap Kepala BPOM. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh