jpnn.com, PEMALANG - PT Pemalang Agro Sejahtera Indonesia (PT PASI) memberikan edukasi kepada ratusan petani binaannya untuk tidak lagi membakar jerami sisa panen.
PASI mengedukasi petani binaannya dengan teknik pengomposan limbah jerami di dalam lahan (insitu) dengan menggunakan produk Biodekomposer Petrogladiator milik Pupuk Indonesia Grup.
BACA JUGA: Tekan Kecelakaan di Tol Akibat Asap Jerami, Pupuk Indodnesia Gandeng Jasa Raharja
General Manager PT PASI, Heru Subekti menuturkan edukasi teknik pengomposan limbah jerami ini diberikan kepada kelompok tani di Desa Jebed Utara, Selatan, dan Desa Pedurungan, Pemalang, Jawa Tengah.
“Sesuai dengan tagline kami yaitu lahan sehat perjalanan selamat, kami akan memanfaatkan program ini untuk mengompos limbah pertanian. Dengan teknik ini juga secara langsung kami dapat memperbaiki kualitas unsur hara tanah agar menghasilkan pertanian berkelanjutan,” ujar Heru, Selasa (15/8).
BACA JUGA: PERLASI Bakal Menggelar Kejurnas untuk Perebutkan Piala Menpora
Untuk tahap awal, Heru mengatakan program edukasi ini akan diikuti oleh 40 petani dengan luas lahan 23 hektar (ha).
Seluruh petani ini akan menerima bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) berupa 300 kg per hektar pupuk jenis NPK custom dan 20 liter per hektare untuk biodekomposer dari PT Pupuk Indonesia dan PT Jasa Raharja.
BACA JUGA: Tarif Penyeberangan Hanya Naik 5%, Gapasdap Bakal Lakukan Ini
Para petani diberikan wawasan pemanfaatan jerami sebagai bahan organik yang memiliki nutrisi yang baik bagi tanah serta produktivitas.
“Kami melihat jerami sebagai potensi bukan limbah yang harus dibakar, oleh karenanya praktik pembakaran harus mulai dicegah agar tanah sawah tidak semakin rusak,” kata Heru.
Seperti diketahui, pada September 2022 telah terjadi kecelakaan di ruas tol Pejagan-Pemalang yang diduga diakibatkan oleh asap pembakaran jerami sisa panen.
Dengan edukasi teknik pengomposan ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan petani untuk tidak lagi membakar jerami sisa panen sehingga pandangan dan perjalanan para pengendara menjadi selamat.
“Bisa dibayangkan jika jerami tidak dibakar, maka manfaatnya dapat dirasakan banyak pihak. Mulai dari pengguna tol, kemudian petani, dan lingkungan juga terjaga. Terlebih jika dikaitkan dengan isu dekarbonisasi," terang Heru.
Program pengomposan jerami di dalam lahan ini diberi nama JALAN DAMBAAN, yang merupakan akronim dari Dampak Baik Berkelanjutan.
Sedangkan tagline kegiatan ini adalah Lahan Sehat, Perjalanan Selamat. Dambaan kali ini merupakan program kolaborasi dengan banyak pihak. Mulai Pemerintah Desa Jebed, PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kujang, PT Jasa Raharja, Satlantas Polres Pemalang, hingga PT PASI.
Jalan Dambaan juga menggandeng Program Makmur sebagai salah satu ekosistem yang bertujuan memudahkan petani dalam bertani dari hulu sampai hilir.
“Antusiasme petani dalam program ini cukup baik. Saya berharap semoga saja program ini sesuai namanya yaitu Dampak Baik Berkelanjutan. Terlebih Panjang ruas Tol Trans Jawa 615 km,” seru Heru.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada