jpnn.com - SURABAYA--Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Jatim di Hongkong ternyata menyumbang devisa ke negara hingga mencapai Rp 8,4 triliun per tahun.
Menyikapi fakta itu, DPRD Jatim meminta pemerintah lebih meningkatkan perlindungan kepada TKI.
BACA JUGA: Arab Saudi Keluarkan Aturan Baru soal Biaya Umroh
Handoyo, anggota DPRD Jatim, menyampaikan, total TKI/ TKW di Hongkong mencapai 150 ribu orang, 60 persennya berasal dari Jawa Timur.
"Gaji TKI di Hongkong per bulannya 4.200 dolar Hongkong. Jika dirupiahkan dengan 1 dolarnya Rp 1.750, maka gaji per TKI per bulannya sebesar Rp 7.350.000 dikalikan 150 ribu orang per tahun, maka devisa dari TKI dari Hongkong saja mencapai Rp 1,1 triliun dan 60 persennya berasal dari Jatim sekitar Rp 700 miliar," ungkap politikus dari Fraksi PDIP ini.
BACA JUGA: HEBAT! Demi Biaya Sekolah, Pelajar Ini Buat Miniatur Kereta
Dia menegaskan, besarnya sumbangsih devisa dari TKI asal Jatim ini harusnya sejalan dengan perlindungan dari pemerintah yang didapatkan para TKI.
Tapi fakta yang terjadi malah sebaliknya, para TKI selalu kesulitan dalam mendapatkan perlindungan, jika mengalami permasalahan di negara tempat dia bekerja, padahal mereka adalah pahlawan devisa.
BACA JUGA: Soal Pekerja Asal Tiongkok, PB NU Ingatkan Pemerintah Harus Sensitif
"Pemerintah harus meningkatkan perlindungan pada para TKI, bagaimanapun mereka adalah salah satu penyumbang devisa terbesar untuk Negara," tutur politisi yang duduk sebagai anggota Komisi C DPRD Jatim ini.
Handoyo mengatakan, pemerintab harusnya memiliki data lengkap nama, alamat TKI di setiap negara.
Dengan begitu, pemerintah bisa memantau dan mengetahui jika terdapat TKI yang mengalami permasalahan. (end/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum MUI dan Kapolri Makan Malam Bersama
Redaktur : Tim Redaksi