Ya Ampun, Bocah 9 Tahun Duel dengan Karibnya, Innalillahi

Senin, 14 November 2016 – 17:51 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com - KUALA KAPUAS - AH (9), Madrasah Ibtidayah Miftahuddin (MIM) di Desa Handiwung, Kecamatan Pulau Petak, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, tewas di tangan sahabat karibnya sendiri yakni NE alias S (13).

Nyawa korban melayang setelah terlibat perkelahian dengan NE di depan toilet sekolah, Jumat siang (11/11).

BACA JUGA: Mahasiswa Hilang Misterius, Ditemukan Baju Berlumuran Darah

AH yang masih duduk di bangku kelas 3 MIM ini ditemukan Fahmi salah satu warga setempat dalam keadaan meninggal dunia di semak belukar belakang MIM.

Jasadnya itemukan sekitar 50 meter dari belakang sekolah. Korban pun dibawa ke RSUD Kuala Kapuas untuk dilakukan visum et repertum, setelah dibawa lagi ke RSUD Doris Silvanus Palangka Raya pada Sabtu (12/11).

BACA JUGA: Tak Kuat Iman Lihat Kunci Motor yang Masih Nyantol

Kondisi korban saat ditemukan Jumat malam, dalam keadaan telungkup, celana pendek warna hitam dan celana jeans panjang warna biru tua yang dikenakan korban terlepas sampai lutut serta kaos warna hitam terlepas sampai lengan.

Pada tubuh korban juga  terlihat  memar, ada goresan pada leher, perut, pinggang sebelah kiri, wajah dan hidung mengeluarkan busa warna kuning.

BACA JUGA: Empat Orang Dibekuk Saat Asyik Pesta Narkoba

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kalteng Pos, (Jawa Pos Group) sebelum kejadian, terduga pelaku NE  sekitar pukul 08.00 WIB mendatangi rumah AH.

Selanjutnya, sekitar pukul 10.00 WIB kedua bocah itu keluar rumah menggunakan sepeda milik NE  dan bermain di sekitar Masjid Istiqlal Desa Handiwung.

Beberapa saat kemudian,sekitar pukul 10.30 WIB, NE dan AH menuju MIM untuk buang air besar di toilet madrasah.

NE di toilet yang berada di samping sekolah dan korban di depan sekolah.

Setelah pelaku selesai buang air besar, korban melihat celana NE yang robek dan mengejeknya sambil mendorong hingga terjatuh ke parit samping toilet sekolah.

Rupanya NE tidak terima diejek dan mendorong korban hingga terjatuh. Keduanya pun berkelahi di teras depan toilet.

Dalam perkelahian tersebut pelaku sempat memukul kepala korban dan mendorong hingga terjatuh ke parit dengan keadaan telungkup.

NE diduga menduduki pantat korban, sambil kedua tangannya mencekik dan menekan leher bagian belakang korban ke dalam parit, sehingga korban kejang-kejang dan lemas.

Setelah korban lemas dan tidak bergerak, NE menarik kedua kaki korban yang masih dalam keadaan telungkup ke dalam rawa di belakang sekolah, jaraknya sekitar  50 meter dari toilet sekolah.

Sekitar pukul 11.00 WIB, NE kembali ke rumah dan langsung mandi untuk persiapan salat Jumat.

Sekitar pukul 15.00, keluarga korban bingung karena korban belum pulang.

Kemudian warga bersama keluarga mencari keberadaan AH dan berhasil ditemukan sekitar pukul 19.30 WIB.

Warga menemukan AH di semak belukar belakang sekolah dalam keadaan tak bernyawa.

“Tanda-tanda di tubuh korban saat ditemukan terdapat memar goresan pada leher. Saat ini (kemarin) masih dilakukan visum et repertum di RSUD Kapuas," kata Kapolsek Pulau Petak, Iptu H Warnita, seperti diberitakan Radar Kalteng (Jawa Pos Group).

Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres telah melakukan olah TKP, kemudian memasang police line  dan mengumpulkan barang bukti untuk mendalami serta melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Terpisah, Nur Jamilah, ibu kandung AH tatapannya terlihat kosong dan tidak banyak bicara. Duduknya pun berpindah-pindah. Gelisah menunggu jenazah anaknya dioutopsi oleh tim medis di RSUD dr Doris Silvanus, kemarin.  

Sebelumnya, sekitar 18 bulan yang lalu, dia lebih dulu kehilangan Sarbani, yang merupakan suaminya.

Pria yang memberikan satu anak itu tewas setelah terlibat kecelakaan.

Kini, dia harus berduka lagi. Anak semata wayangnya meninggalkannya lebih dahulu.

“Pasti sedih. Dulu suaminya, sekarang anaknya,” bisik H Samsiwar, ayahnya.

Dia tidak percaya cucunya menjadi korban pembunuhan. Terlebih, yang melakukan merupakan teman sepermainan sekaligus masih ada hubungan keluarga.

Memang, pada pagi harinya, pelaku tak biasanya menyambangi rumahnya. Betah bermain bersama cucunya.

Dalam pikirannya, mungkin karena cucunya memiliki handphone baru seharga Rp 370 ribu, yang baru dibeli 10 hari terakhir.

Dua jam bermain-main, keduanya memutuskan keluar rumah dengan menaiki sepeda milik pelaku.

“Berdua main HP di rumah. Akur-akur aja. Gak ada curiga sama sekali. Sampai cucu saya ditemukan, saya belum percaya kalau jadi korban pembunuhan,” ceritanya didampingi Hamsi, mertua Nur Jamilah.

“Dia (cucunya, Red) gak bisa berkelahi,”tambahnya berusaha meyakinkan.

Sementara, outopsi terpaksa dilakukan oleh tim forensik RSUD Doris Sylvanus. Seizin pihak keluarga dan atas dasar penyelidikan pihak kepolisian.

Hal itu dilakukan karena tidak ditemukan luka bekas pukulan benda tumpul di tubuh korban. Hanya ada bekas goresan yang dimungkinkan akibat korban diseret. Serta ada bekas cekikan di leher.

“Hasil outopsi, di saluran pernapasan ditemukan resapan darah. Serta ada bekas cekikan di leher. Untuk lumpur atau air tidak ditemukan. Kemungkinan kehabisan napas saat dicekik,” ungkap dr Ricka Brillianty Zaluchu. (art/ono/ram/ala/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... RASAIN! Residivis Ranmor Dibekuk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler