jpnn.com - TULUNGAGUNG – Mela Ardiana, 22, warga Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, dibunuh secara sadis oleh Yulianto, 25, suaminya, di rumahnya pada Jumat malam (3/7). Bahkan, ketika korban sudah terkapar di lantai, pelaku berkali-kali memukulinya dengan linggis. Korban akhirnya tewas.
Polisi menangkap pelaku beberapa saat setelah insiden pembunuhan tersebut. Berdasar hasil penyelidikan sementara oleh polisi, pelaku nekat menghabisi nyawa korban karena tidak terima dengan sikap sang istri yang kerap mengajak cerai.
BACA JUGA: Rasain, PKL Akik Ditertibkan
Awalnya, sekitar pukul 19.00, Mela dan Yulianto terlibat pertengkaran. Pihak keluarga menganggap pertengkaran itu wajar karena keduanya saling beradu argumen.
’’Ketika mendengar pertengkaran mereka, saya diam saja. Sebab, saya tidak mau mengurusi rumah tangga orang lain. Saat itu saya menemani anak mereka yang asyik menonton televisi,’’ ujar Sutini, bibi korban yang menjadi saksi mata pembunuhan tersebut.
BACA JUGA: Astaga, Ketua Parpol Tertangkap Transaksi Sabu
Namun, Sutini tidak menyangka, setelah beberapa menit keduanya cekcok, tiba-tiba terdengar suara benda keras yang dipukulkan ke tembok. Bersamaan dengan itu, Mela berteriak histeris untuk meminta tolong.
’’Mendengar jeritan minta tolong itu, saya langsung lari menghampiri. Saya melihat Mela terkapar di lantai dan suaminya terus memukulinya,’’ katanya.
BACA JUGA: Merasa Gajinya Kurang, PNS Nyambi Jual Sabu-Sabu
Melihat kejadian itu, Sutini berusaha menghentikan tindakan Yulianto untuk menolong keponakannya. Sambil menggendong anak pasangan suami istri (pasutri) tersebut, dia berteriak agar Yulianto menghentikan tindakannya.
Bersamaan dengan itu, dia menarik baju Yulianto hingga robek. Namun, usahanya tidak berhasil. Pelaku yang tidak menghiraukan teriakan Sutini terus memukuli korban. Saat itu Mela terus meminta tolong sambil menyebut nama ibunya.
Pada waktu yang sama, Sutini terjatuh ketika menarik baju Yulianto. Dia hanya menjerit agar Yulianto menghentikan tindakannya. Tetapi, pelaku terus menghunjamkan pukulan berkali-kali di seluruh tubuh korban hingga akhirnya tidak berdaya. Saat itulah pelaku baru menghentikan aksinya.
Tidak lama kemudian, dua tetangga yang mendengar jeritan tersebut tiba di lokasi. Mereka pun menangkap pelaku dan melihat kondisi korban. Beberapa tetangga yang lain kemudian berdatangan setelah selesai salat Tarawih. Ada yang menghubungi petugas kesehatan untuk memeriksa kondisi korban. Ada pula yang melaporkan ke Polsek Sumbergempol.
Beberapa menit berselang, petugas kesehatan dan polisi tiba di lokasi kejadian. Saat memeriksa kondisi korban, petugas medis memastikan bahwa nyawa Mela sudah tidak tertolong. Polisi langsung membawa Yulianto. Bersamaan dengan itu, Mitun, ibu korban yang datang di lokasi, langsung histeris ketika melihat anaknya meninggal secara tragis.
Petugas Satreskrim Polres Tulungagung yang datang di lokasi kejadian langsung memasang garis polisi agar warga tidak mengganggu proses identifikasi. Setelah identifikasi selesai, mayat korban dimasukkan ke kantong jenazah dan dibawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung untuk diotopsi.
Saat dikonfirmasi, Kapolres Tulungagung AKBP F.X. Bhirawa Braja Paksa membenarkan soal adanya kejadian tersebut. Saat ini tersangka dan barang bukti berupa linggis besi yang digunakan untuk memukul korban diamankan di Mapolres Tulungagung untuk penyidikan lebih lanjut.
’’Kasus pembunuhan ini masih ditangani oleh Satreskrim Polres Tulungagung. Kami belum bisa memastikan apakah ada tersangka lain. Untuk sementara, motif pembunuhan tersebut adalah emosi sesaat. Pelaku telah mengakui perbuatannya,’’ jelasnya.
Sementara itu, tersangka mengaku pembunuhan tersebut dilakukan karena khilaf. Dia menyebut rumah tangga yang dibangun enam tahun lalu sudah tidak harmonis. ’’Saya khilaf karena saat itu kami bertengkar dan istri saya berkali-kali berucap ingin cerai,’’ katanya.
Begitu dia mendengar permintaan cerai dari sang istri, pertengkaran pun semakin hebat. Dengan spontan, pelaku lalu mengambil linggis di samping rumahnya dan langsung menghantamkannya ke tubuh sang istri. ’’Waktu itu saya gelap mata. Saya spontan melakukannya tanpa mempertimbangkan apa risiko selanjutnya,’’ ungkapnya.
Linggis itu berkali-kali dihantamkan ke seluruh tubuh istrinya. Mulai kepala, pundak, hingga bagian tubuh yang lain sampai sang istri akhirnya terjatuh dan terkapar di lantai. Meski Mela berteriak minta tolong dalam kondisi terkapar di lantai, dia tetap memukulinya dengan linggis. Aksi tersebut berhenti setelah sang istri tidak berteriak lagi dan meninggal di tempat.
Setelah itu, Yulianto langsung lemas sambil menjatuhkan linggis yang digunakan untuk memukuli istrinya. Dia lalu duduk di kursi ruang tamu.
Menurut Yulianto, tindakan itu dilakukan karena tidak tahan lagi dengan sikap istrinya. Sejak tiga tahun lalu, Mela selalu mengajaknya bercerai. Dia menyebut perilaku sang istri mulai berubah sejak dua tahun lalu saat Mela bekerja sebagai pelayan rumah makan di Kalimantan Timur.
Sejak saat itu, sang istri tidak mau mengurusi anaknya dan melimpahkan perawatan sang anak kepada dirinya.
Sekitar dua minggu lalu, lanjut Yulianto, sepulang dari Kalimantan Timur, istrinya berlagak seakan tidak mengenal dirinya. Beberapa kali bertemu, dia selalu didiamkan sang istri.
’’Saya menyesal atas perbuatan saya ini. Saya bersedia dihukum seberat-beratnya. Selain itu, saya meminta maaf kepada keluarga istri saya dan keluarga saya karena telah menanggung malu akibat kelakuan saya,’’ ucapnya sambil menjerit dan menangis. (jaz/ris/c19/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka Narkoba Obral Tembakan di Pasar
Redaktur : Tim Redaksi