jpnn.com - PASURUAN - Sejumlah wilayah di Pasuruan terendam banjir. Ribuan rumah warga di Kota dan Kabupaten Pasuruan terendam.
Bukan hanya itu, banjir juga sempat merendam jalur pantura Surabaya-Pasuruan di Kraton.
Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur Pasuruan sejak Senin malam (10/10).
BACA JUGA: Siap-Siap, Akan Ada Festival Pulau Tomia di Wakatobi
Hujan deras tersebut mengakibatkan dua sungai besar, yakni Welang dan Petung, meluap dan menggenangi perkampungan.
Air luapan sungai juga meluber ke jalan raya dan merendam banyak lahan sawah.
Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bromo, sejak Senin malam, hujan deras turun merata di Pasuruan. Hujan tanpa jeda itu membuat warga sekitar Sungai Welang waswas.
BACA JUGA: Korupsi, Pak Kades Dipecat Tidak dengan Hormat
Memasuki subuh, air di sungai Welang mulai meluap dan masuk ke perkampungan.
Daerah yang tergenang paling parah saat itu adalah lingkungan Karangasem di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, serta Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.
Kemarin pagi, tinggi air mencapai pinggul orang dewasa. Warga pun mulai menyelamatkan barang-barangnya.
BACA JUGA: Tiket Bakal Online, Bus AKAP Harus Mau Berubah
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota dan Kabupaten Pasuruan pun mengerahkan peralatan bantuan seperti perahu untuk evakuasi.
''Banjir itu (kemarin, Red) tidak separah saat Ramadan lalu. Namun, banjir tersebut cukup mengganggu karena kami mengira musim hujan sudah berlalu. Ternyata belum. Kalau melihat kondisinya, bisa jadi sepanjang tahun ini musim hujan terus. Lha wong musim kemarau saja hujan masih terus turun,'' ungkap Sulastri, warga di lingkungan Karangasem yang rumahnya terendam hingga sepinggul.
Dia menjelaskan, tanda-tanda banjir sejatinya terlihat sejak Minggu. Pasalnya, pada Minggu, hujan deras juga turun dengan intensitas yang cukup lama.
Namun, beranjak malam, hujan berhenti. ''Makanya, saat hujan turun pada Senin malam, kami waspada dengan melekan (begadang, Red). Semalaman kami waswas dan dugaan itu (banjir, Red) benar,'' kata Sulastri sembari menenangkan anaknya yang merengek.
Memasuki pagi hari atau persis saat matahari muncul, air mulai meluberi Jalan Raya Kraton. Praktis, hal itu mengakibatkan kemacetan.
Banyak kendaraan yang memutar ke arah Purwosari-Pandaan.
Namun, tak sedikit yang nekat menerabas genangan air lantaran ketinggiannya hanya berkisar 30 sentimeter.
Petugas kepolisian yang berjaga pun dibuat sibuk mengatur arus lalu lintas.
Mereka tak bisa memaksa kendaraan yang nekat karena kondisi jalan memang masih bisa dilintasi.
''Kami juga tidak mengalihkan arus karena Jalan Raya Kraton bisa dilintasi. Kami hanya mengatur arus agar kendaraan pelan-pelan saat melintas,'' jelas Kapolres Pasuruan Kota AKBP Yong Ferry Djon yang kemarin turun langsung ke lokasi banjir.
Berdasar catatan BPBD Kabupaten Pasuruan, banjir kemarin menenggelamkan sekitar 3 ribu rumah.
''Yang terparah ada di Desa Tambakrejo, Kraton. Sementara itu, banjir di Rejoso, Pohjentrek, Winongan, dan Grati hanya lewat dan tak terlalu parah,'' ujar Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Bakti Jati Permana.
Hingga kemarin, lanjut dia, BPBD masih mendata jumlah rumah yang tergenang banjir. Begitu pula dengan sawah.
''Kalau lahan sawah, juga ada banyak. Namun, kami belum tahu jumlah seluruhnya, termasuk sawah yang gagal panen,'' ucap Bakti. (fun/mie/c22/diq/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Guru Honorer Surabaya Minta Kejelasan Nasib
Redaktur : Tim Redaksi