JAYAPURA - Dugaan insiden kekerasan yang dilakukan aparat ketika mengamankan ratusan orang usai Kongres Rakyat Papua III, 19 Oktober lalu disikapi Komnas HAMKemarin, Komnas HAM dan Kontras menyempatkan diri menyambangi langsung kantor Polda Papua dan bertemu empat tersangka kasus makar
BACA JUGA: Jadwal Keberangkatan Kereta Diubah
Empat tersangka tersebut adalah Selpius Bobii, Forkorus Yaboisembut, Dominikus Surabut dan August Makbrawen Sananay
BACA JUGA: Polisi di Papua Harus Berdua
Kontras dipimpin Koordinator Eksekutif Nasional Kontras, Haris Azhar dan Sri Suparyani (anggota)Awalnya rombongan bertemu dengan Selpius Bobii. Pria yang identik dengan kacamata bulat serta berjenggot lebat ini kemarin tampak lebih bersih
BACA JUGA: KaBIN: Penembakan Kapolsek Kriminal Murni
Selpius memotong habis rambut dan brewoknyaIa terlihat sehat dan sangat bersemangat memberikan keteranganPengakuannya saat itu, ketika situasi pecah, sebelumnya tak ada pemberitahuan dari aparat bagi yang tak punya kepentingan silahkan meninggalkan lokasiSelpius menceritakan kejadian setelah kongres selesaiDiceritakan, setelah memberikan keterangan pers, Selpius menyempatkan untuk makanTak lama kemudian ia mulai mendengar suara tembakan berkali-kaliIa berniat untuk menengahi situasi ini dengan menyerahkan diri dan mengaku bertanggung jawab atas semua kegiatan tersebutNamun karena menilai situasi tak lagi terkontrol akhirnya ia memutuskan untuk menyelamatkan diri
"Karena situasi brutal akhirnya saya bergeser ke samping asrama dan ada beberapa aparat mulai mendekat sambil menunjuk-nunjuk sayaKami saat itu dikepung dari berbagai arah dan saya akhirnya memutuskan untuk lari ke hutan dan bermalam satu malam di hutan," ceritanya
Pria yang juga belum lama ini keluar dari Lapas ini siap untuk kembali menjalani proses hukumNamun ia meminta agar ada keadilan dengan melihat akar permasalahannya"Yang jelas saat itu kami tak melawan sama sekali dan soal surat ijin saya pikir kami yang dipersulitKami sudah ke Jakarta dan mendapat resmi dari Menkopolhukam terkait kegiatan ini lalu kami ke Polda tapi dikatakan Kapolda maupun Wakapolda selalu tak ada," tandasnya
Selpius juga meyakini bahwa masih ada korban tewas lainnya yang belum ditemukanIa menyebut bahwa saat situasi pecah, banyak orang yang melarikan diri ke arah gunungSecara tegas ia juga menolak perlakuan aparat terhadap Forkorus yang sempat diseret, begitu pula Edison Waromi"Sudahlah saya berterimakasih atas kehadiran Komnas HAM dan Kontras, saya siap diproses tapi nanti saya akan sampaikan di Pengadilan semuanya termasuk memberikan buku karangan Drog Leaver ke hakim untuk dibaca dan dipelajari karena itu bisa dibilang alkitab kedua kami," koar Selpius
Ridha Saleh menjelaskan, kedatangan mereka ke Papua hanya untuk melihat sejauh mana hak-hak tersangka diberikan oleh PolisiDari komunikasi yang dibangun dengan empat tersangka ternyata semua sudah dipenuhi"Saya pikir mereka tetap memiliki hak-hak termasuk pengacara dan semuanya sudah dipenuhi," ucap Ridha.
Langkah selanjutnya dikatakan Komnas HAM akan meminta klarifikasi Polda dan Pangdam soal peristiwanya karena menilai ada banyak sekali kejanggalan dari peristiwa pasca kongres"Yang kami lihat saat itu tak ada perlawanan apapunSemua sudah tenang dan sudah baik tiba-tiba ada ribut nah ini yang ingin kami mintai kegerangan dari Kapolda dan Pangdam," tambahnya(ade/wen/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rombak Masjid, Tewas Tersengat Listrik
Redaktur : Tim Redaksi