jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah bulat menduetkan calon incumbent Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana di Pemilihan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur pada 9 Desember 2015.
Tak hanya mematangkan duet Risma-Whisnu, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristianto mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan konsep pemerintahan Surabaya pada lima tahun ke depan.
BACA JUGA: PDIP Jamin Duet Risma-Whisnu, Siapa yang Berani Melawan?
Dia yakin akan kemenangan pasangan incumbent tersebut dalam pilwali Surabaya.
”Fondasi yang terpenting adalah bagaimana memaknakan kepemimpinan Risma-Whisnu. Soal itu (SK rekomendasi, Red) lebih ke legalitas formal saja. Karena itu, kami tengah menyiapkan konsep pemerintahan Surabaya lima tahun ke depan,” kata Hasto seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Senin (15/6).
BACA JUGA: Inilah Pesan Duka dari Malaysia untuk Sri Astuti Korban Pembantaian Suami di Pengadilan Agama
Tak sekadar percaya pada elektabiltas pasangan Risma-Whisnu, Hasto menuturkan bahwa untuk menghadapi pilwali Surabaya, DPP PDIP juga telah memberikan serangkaian pelatihan kepada tim kampanye yang telah dibentuk dan meneguhkan gerak langkah
PDIP bersama rakyat Surabaya.
Harapannya, pilwali bisa menjadi bagian dari upaya mewujudkan komitmen kerakyatan bagi warga Surabaya.
BACA JUGA: Penikam Istri dan Kakak Ipar di Pengadilan Agama Itu Akhirnya Tewas, Kasusnya Dihentikan
”Pilwali tidak sekadar menentukan pimpinan terbaik, yakni Risma-Whisnu, tapi sekaligus upaya merealisasikan komitmen kami yang prorakyat,” tandasnya.
Mantan anggota DPR RI periode 2004 2009 dari Fraksi PDIP tersebut menjelaskan bahwa saat ini yang menjadi fokus partai adalah mempersiapkan diri menghadapi tahapan pilwali.
Termasuk memperbaiki komunikasi antara Risma dengan DPC PDIP Kota Surabaya yang selama ini terkesan buntu.
”Tidak perlu ada kontrak politik (Risma dengan PDIP). Kalau ada persoalan komunikasi, itu wajar dan bagian dari dinamika. Yang penting, berkomitmen pada rakyat dan komitmen mengembangkan partai. Sebab, partai adalah wahana pengorganisasian kekuatan rakyat dan tempat menggembleng calon calon pemimpin,” papar Hasto. (radarsurabaya/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nozzle Terseret Jazz, SBPU Kebakaran
Redaktur : Tim Redaksi