jpnn.com - PT Sarinah digoncang kabar korupsi. Mantan General Manager Divisi Sistem Manajemen dan Informasi Teknologi PT Sarinah (Persero) melaporkan dugaan korupsi Rp 4,4 miliar ke Kejaksaan Agung.
Namun sayang, orang yang seharusnya dilindungi negara karena berani melaporkan dugaan korupsi malah kena masalah. Diduga laporannya ke kejaksaan agung bocor ke direksi PT Sarinah. Alhasil dia pun dipecat.
BACA JUGA: Ketua PKI Pertama Itu Anak Muda Lho
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Sarinah adalah BUMN dan merupakan departemen store pertama di Indonesia.
Saat itu, Presiden Soekarno membangun Sarinah untuk memperkuat ekonomi sosialis. Kini, departement store pertama di Indonesia itu bercorak kapitalis.
BACA JUGA: Intip Yuk, Kongres Pertama PKI
Proyek Sarinah, masuk dalam agenda pembangunan 10 Juli 1959 dan 6 Maret 1962. Anggarannya dari pampasan perang Jepang.
“Banyak sekali kenangan saya di Indonesia. Saya saksikan pembangunan TVRI, Monas, banyak lagi, termasuk Sarinah,” kata Kirishima, orang yang pernah ditugaskan Jepang mengurus harta pampasan perang untuk Indonesia, kepada JPNN.com.
BACA JUGA: Total Intelijen! Sejarah Spionase Jepang
Bung Karno menugaskan R. Soeharto, Menteri Muda Perindustrian Rakyat yang juga dokter pribadinya mewujudkan pembangunan Sarinah. Arsitek yang ditunjuk menanganinya Abel Sorensen dari Denmark.
“Sarinah. Nama itu diambil dari perempuan yang pernah mengasuh Sukarno,” tulis Eka Budianta dalam buku Cakrawala Roosseno.
Pembangunan Sarinah dimulai 17 Agutus 1962. Bung Karno yang meletakkan batu pertamanya. Dalam kesempatan itu, Si Bung mengatakan, Sarinah mutlak perlu untuk sosialistische economie. Untuk menurunkan dan menekan harga.
“Kalau di department store harganya cuma lima puluh rupiah, di luar departement store, orang tidak berani menjual seratus rupiah,” tandas proklamator dengan gayanya yang khas.
Kepada pejabat BUMN yang mengelola Sarinah, Soekarno mengamanatkan supaya barang yang dijual departemen store tersebut, harus barang berdikari. Barang bikinan Indonesia.
“Yang boleh impor hanya 40 persen. Tidak boleh lebih. 60 persen mesti barang kita sendiri. Jual-lah di situ kerupuk udang bikinan sendiri. Jual-lah di situ potlot kita sendiri,” dia mewanti-wanti.
Empat tahun kemudian. Bogor, 15 Januari 1966. Dalam Sidang Paripurna Kabinet Dwikora yang dihadiri wartawan dan perwakilan mahasiswa, dalam pidatonya Bung Karno kembali menegaskan pentingnya Departement Store Sarinah untuk memperkuat tatanan ekonomi sosialis.
“Kalau Sarinah di Thamrin itu sukses, untuk Jakarta saya perintahkan buat tiga lagi. Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur. Another there, my dear friends, another three Department Store Sarinah itu,” katanya penuh harap.
15 Agustus 1966, Sarinah diresmikan oleh Bung Karno. Inilah pionir toko serba ada di Asia Tenggara. (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gertakan Amerika Mengubah Perjalanan Sejarah Jepang
Redaktur : Tim Redaksi