Yapto : Pengebom Saya Bukan Kelompok Islam

TPM Yakin Segera Ada Penangkapan

Kamis, 24 Maret 2011 – 06:43 WIB

JAKARTA - Salah satu sasaran teror bom buku, Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto Soeryosumarno, mulai angkat bicaraKemarin (23/3) pria kelahiran Solo itu tampil di markas Tim Pembela Muslim (TPM) di Jakarta

BACA JUGA: Anggota DPR Bentuk Kaukus Tolak PAW

TPM adalah pengacara amir Jamaah Ansharut Tauhid Abu Bakar Baasyir.

Yapto mengaku bersahabat baik dengan Mahendradatta, ketua TPM
"Dalam perkembangan di beberapa media, saya dikabarkan menjadi target kelompok islam garis keras

BACA JUGA: Mulai Muncul Kekhawatiran Bom Surat

Tapi meneurut saya tidak ada dasar yang jelas kenapa saya jadi target," kata Yapto yang duduk bersebelahan dengan Mahendradatta.

Bom buku yang dikirimkan ke rumah Yapto 15/03 lalu menggunakan casing buku berjudul Masihkah Ada Keadilan Dalam Pancasila
Penyidik memastikan bom itu identik dengan rangkaian bom di Utan Kayu

BACA JUGA: Purnawirawan Dikabarkan Berencana Kudeta SBY

Selama ini, polisi mengembangkan penyelidikan berdasar jejak fisik barang bukti di lapangan, yakni sisa residu maupun model rangkaian atau dalam ilmu peledakan disebut bomb signature. 

Menurut Yapto, dirinya sama sekali tidak pernah mencurigai kelompok islam garis keras sebagai pihak yang ingin mencelakainya"Mereka semua sahabat saya baik itu FPI, FUI dan semua kelompok Islam lainnyaSaya bahkan berterima kasih kepada semua umat Islam," katanya lantas tersenyum.

Bagaimana dengan dugaan bahwa penyerangan itu karena latar belakang Yahudi? "Ibu saya memang keturunan YahudiLantas kenapaItu adalah takdirSaya tidak bisa memilih," kata dia dengan nada tinggiTapi dia tidak percaya jika karena alasan itu dia mendapat kiriman bomSebab, meski keturunan Yahudi, Yapto menegaskan bahwa dirinya adalah penganut islam yang taat.

Hal senada disampaikan Mahendradatta, menurutnya tidak mungkin bahwa kelompok islam garis keras menyerang Yapto hanya karena keturunan YahudiSebab, tidak mungkin kelompok islam menyerang satu sama lain hanya berdasarkan keturunanTapi Mahendradatta menduga bom buku ini adalah upaya untuk memecah belah persatuan dan mengadu domba antara kelompok islam dan nasionalis.

Terkait dengan serangkaian bom buku, Mahendradatta yakin tak lama lagi akan ada penangkapan-penangkapan terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai pelakunya"Saya yakin itu (ada penangkapan)Entah yang ditangkap itu pelaku yang sebenarnya atau hanya rekayasa," kata diaBahkan analisanya, kini kelompok-kelompok Poso yang tersisa menjadi incaran para petugas sudah diketahui posisinya untuk segera diciduk"Mungkin tinggal itu stoknya polisi," terangnya.

Meski mempersilakan adanya penangkapan, Mahendradatta meminta agar orang-orang yang nantinya ditangkap diberi kesempetan untuk memimilih penasehat hukum yang independen"Jangan dipilihkan, jangan dipaksa, dirayu apalagi dibohongIni untuk melindungi agar tidak ada skenario," ucapnya.

Secara terpisah, Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Brigjen Tito Karnavian menjelaskan, serangan bom buku dilakukan karena sumber daya yang semakin terbatas"Selain itu, kelompok ini juga memperhitungkan opini publik, kalau pakai bom besar korban yang tidak bersalah akan jatuh," katanya di Jakarta Convention Centre kemarin

Mantan Kadensus 88 Mabes Polri itu menyebut, bom buku itu meski dalam skala kecil bisa mematikan"Kalaupun target lolos, tentu mereka (teroris) akan evaluasiTapi desainnya mematikan," katanyaAlumnus Akpol 1987 itu optimistis jaringan itu akan segera tertangkap"Teman-teman di lapangan sudah bekerja keras, minta doanya," katanya.(kuh/rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Senator Sulut Ikut Tentang Penyegelan Gereja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler