jpnn.com - DIA tak punya rasa takut, apalagi menyerah. Kata itu seakan sudah dibuang dari kamus hidup Yasa Paramita Singgih. Kini dia pun tercatat sebagai salah seorang pengusaha muda sukses di tanah air.
Yasa tidak akan melupakan pengalaman pada 2012 selama hidupnya. Saat itu bungsu tiga bersaudara tersebut merasakan pahitnya menjalankan bisnis. Dia sempat rugi berkisar Rp 100 juta. Padahal, sebelumnya Yasa terbiasa mengantongi omzet puluhan juta rupiah per bulan.
BACA JUGA: Merasa Difitnah, PKB Lapor Polisi
Menderita kerugian saat itu menjadi begitu berat bagi Yasa. Sebab dia harus berkonsentrasi menghadapi ujian nasional (unas) yang tentu menguras tenaga dan pikiran. ''Saat itu benar-benar ujian dalam hidup saya,'' kata pemuda kelahiran Bekasi, 23 April 1995, tersebut.
Yasa bercerita, pada awal 2012 bisnisnya berada di atas angin. Dia sukses meraup penghasilan puluhan juta rupiah per bulan dengan bisnis berjualan pakaian. Brand yang dipakai Men's Republic. Ketika itu godaan pun datang. Dia lantas mencoba peruntungan lain, yakni menjadi juragan kopi.
BACA JUGA: Saksi Sebut Komisi VIII DPR Minta Jatah Pemondokan Haji
Pria berusia 20 tahun itu pun membuka kafe. Namanya Ini Teh Kopi di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Tidak lama berselang, dengan percaya diri, dia membuka cabang baru di Mal Ambassador Jakarta Selatan. Modalnya hanya satu. Nekat.
Sepuluh bulan sejak beroperasi, kafe di Kebon Jeruk tutup. Kafe di Ambassador pun hanya bertahan selama 20 hari. Total selama 10 bulan dia rugi Rp 100 juta. ''Susah ternyata ngurus dua bisnis secara bersamaan. Apalagi hanya modal nekat. Banyak action tanpa preparation juga salah. Bangkrutlah saya saat itu,'' tuturnya.
BACA JUGA: Politikus PDIP: Perpres Tak Bisa Mengubah UU
Tingkat stres semakin bertambah. Saat bangkrut, dia juga harus menghadapi unas. Meski demikian, pil pahit itu telah menimbulkan semangat baru. Yasa pun memulai kembali bisnisnya dari nol. ''Saya yakin, meski saya sudah rugi materi, tidak pernah rugi pengalaman. Prinsip saya, yakni victory loves preparation,'' ungkapnya.
(BACA: ndang Suryaman, Dirikan TK Gratis dari Penghasilan Juru Parkir)
(BACA: ichael Widjaja, Bangga Atas Produk Indonesia Bisa Sukses di Amerika)
Dengan berbekal modal cekak sisa usaha pakaian, Yasa memulai bisnis baru pada pertengahan 2013. Masih menggunakan media online, Yasa serius menggarap bisnis pakaian khusus pria dengan target market usia 17-27 tahun dengan brand yang sama, Men's Republic.
Tidak sekadar berjualan, Yasa menggandeng sebuah pabrik di Bandung untuk membuat produk. Mulai kaus, kemeja, celana jins, hingga sepatu keluaran Men's Republic. Barang-barang itu dibuat serius dengan mengusung tiga pilar. Yakni, simple, excellent, dan gentlemen.
Yasa kian terasah dalam melakoni bisnis. Khususnya ketika menghadapi krisis. (dee/c15/dio)
(Sejumlah sosok ini diangkat pada Edisi Khusus Jawa Pos-Induk JPNN. Mereka adalah para pemuda-pemuda yang tidak menangis dalam kondisi runyam yang menerjang diri, lingkungan atau bangsanya. Dengan tekad baja, mereka bergerak untuk mengubah kondisi eksternal yang yang tidak menguntungkan. Merekalah penantang krisis. Persona yang dengan sigap menyerap stamina dan antusiasme sebesar pendahulu mereka, peserta Kongres Pemuda II di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106, Jakarta, 26-28 Oktober 1928.)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Michael Widjaja, Bangga Atas Produk Indonesia Bisa Sukses di Amerika
Redaktur : Tim Redaksi