Yayasan Cipta Dian Nusa dan STIE UniSadhuGuna Dorong Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Sabtu, 06 Juli 2024 – 06:44 WIB
Ketua Yayasan Cipta Dian Nusa Frederikus Lusti Tulis. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Cipta Dian Nusa bekerja sama Bidang Kemahasiswaan (BEM) STIE UniSadhuGuna menggelar diskusi publik bertema Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan dari Perspektif Bisnis.

Diskusi ini berlangsung di Kampus UniSadhuGuna, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7/2024) pagi.

BACA JUGA: Smelter Nikel Ceria Group Resmi Gunakan Energi Baru Terbarukan

Ketua Yayasan Cipta Dian Nusa Frederikus Lusti Tulis mengatakan diskusi publik ini akan menghadirkan dua pembicara, yaitu Pembina Purnomo Yusgiantoro Center, Lucky A. Yusgiantoro, B.Sc., M.Sc., Ph.D dan Direktur Eksekutif CESS Dr. Ali Ahmudi Achyak serta moderator Alfonsus B. Say, S.E., M.M selaku Dosen UniSadhuGuna.

Menurut Fredi Tulis sapaan Frederikus, pengembangan Energi Baru Terbarukan sangat penting dalam perspektif ekonomi Indonesia ke depan.

BACA JUGA: Ingatkan Pemerintah dan Ormas Keagamaan Kembangkan Transisi Energi Terbarukan

Selain itu, energi baru dan terbarukan juga sangat ramah lingkungan.

“Jadi, energi baru terbarukan ini sangat baik untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan di masa depan,” ujar Fredi Tulis.

BACA JUGA: Energy Watch Dukung Prabowo yang Bertekad Kembangkan Energi Terbarukan

Untuk diketahui, energi terbarukan menjadi pembahasan utama di berbagai negara pada beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut berawal dari pertemuan berbagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Conference of the Parties (COP) ke-21 di Paris tahun 2015 yang melahirkan Paris Agreement.

Inti dari kesepakatan tersebut adalah bersama-sama menahan peningkatan suhu bumi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, akhirnya dilakukanlah berbagai upaya yang salah satunya adalah mendorong pemanfaatan energi terbarukan.

Energi terbarukan adalah sumber energi yang tersedia oleh alam dan bisa dimanfaatkan secara terus-menerus.

Hal ini senada dengan keterangan International Energy Agency (IEA) yang juga menyatakan bahwa energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang diisi ulang terus menerus.

Istilah energi terbarukan lahir sebagai solusi atas potensi keterbatasan sumber energi tak terbarukan yang banyak terpakai saat ini.

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwasanya pemanfaatan energi tak terbarukan atau dikenal juga dengan sebutan energi fosil secara berkepanjangan memiliki dampak negatif.

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan terpacu oleh produksi gas-gas berbahaya dari sisa oksidasi, seperti CO2, SO2 dan NO2.

Gas CO2 yang dihasilkan merupakan salah satu golongan gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.

Sedangkan SO2 dan NO2 adalah senyawa yang menjadi sumber deposisi asam yang akan kembali ke permukaan bumi bersama hujan asam ataupun sebagai partikel bebas.

Dampak dari deposisi asam antara lain mengganggu keseimbangan nutrisi tanah, merusak kualitas air, punahnya beberapa jenis makhluk hidup yang tidak bisa beradaptasi dengan kondisi asam, menimbulkan masalah kesehatan pada manusia, dan masih banyak lagi.

Berawal dari pemikiran dan fakta tersebut, para saintis di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia berusaha melahirkan inovasi baru sebagai solusi atas berbagai permasalahan tersebut.

Oleh karena itu, sampailah pada upaya memanfaatkan energi terbarukan. Sejumlah kalangan menyambut baik gagasan ini termasuk Yayasan Cipta Dian Nusa bekerja sama Bidang Kemahasiswaan (BEM) STIE UniSadhuGuna Jakarta.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler