Yenny Wahid: Jihad Harus Bisa Membawa Kebaikan

Kamis, 12 Oktober 2017 – 23:12 WIB
Yenny Wahid. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid mengatakan, jihad bisa membuat perpecahan di tengah masyarakat jika hanya diartikan memerangi orang kafir.

“Kalau umat muslim yang memahami agama, tentunya memahami bahwa jihad yang paling utama adalah menahan diri dari nafsu yang melawan diri kita sendiri seperti nafsu angkara murka,” ujar wanita yang biasa disapa Yenny Wahid itu di Jakarta, Kamis (12/10).

BACA JUGA: Jihad Tidak Harus Menggunakan Senjata

Menurut Yenny, konteks jihad sekarang sangat berbeda. Sebab, perjuangan tidak bisa hanya dengan fisik, tetapi juga melalui diplomasi.

Hal itu lebih membuahkan hasil dibandingkan dengan melakukan bom bunuh diri yang hanya bisa menyengsarakan masyarakat.

BACA JUGA: Yenny Wahid: UN Itu Lembaga Dunia, Kalau NU Lembaga Akhirat

“Kita lihat bahwa sebagian besar korban dari bom bunuh diri adalah muslim. Ini saja sudah menunjukkan  bahwa kita menyakiti umat Islam sendiri kalau kita terjebak dalam perilaku jihad fisabilliah yang keliru tadi,” ujar Yenny.

Karena itu, lanjut Yenny, perlu digencarkan sosialisasi bahwa konsep jihad yang paling utama bukan berdimensi perang, tetapi melawan hawa nafsu.  

BACA JUGA: Gandeng UN Women, Yenny Wahid Angkat Harkat Perempuan

Dia mengimbau masyarakat melakukan jihad yang membawa kebaikan. Yenny menambahkan, edukasi kepada masyarakat harus terus diberikan.

Sebab, Indonesia belum lepas dari berbagai ancaman seperti radikalisme dan intoleransi.

Wahid Foundation sendiri lebih fokus dalam mencegah intoleransi agar masyarakat tetap berpikir baik satu sama lain untuk saling mengedepankan gotong royong, sikap berdialog dan sebagainya.

Untuk merealisasikan itu, terang Yenny, Wahid Foundation telah membuat langkah-langkah agar islam rahmatan lil alamin bukan sekadar gagasan.

Program-program itu, antara lain, melatih anak muda agar peka dengan konten media sosial. Pihaknua akan bekerja sama dengan Google dan Twitter.

Ini sebagai upaya untuk menangkal hoaks dan fitnah di media sosial.

”Kalau memungkinkan justru anak-anak muda berperan utnuk membuat konten yang menyebarkan gagasan tentang toleransi dan perdamaian termasuk meluruskan makna jihad. Bukan menyebarkan fitnah, apalagi memutarbalikkan fakta yang bisa menimbulkan perpecahan dan intoleransi,” tutur Yenny.

Selain itu, Wahid Foundation juga mempunyai program intervensi ekonomi yang menyasar ibu-ibu di tingkat akar rumput.

Program itu bertujuan agar mereka lebih berdaya secara ekonomi dan berpikir toleran.

“Kemarin baru diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo yakni gerakan perempuan untuk koalisi sosial. Dari  situ nanti kami akan mewujudkan kampung-kampung damai di berbagai daerah di Indonesia. Konsepnyanya anggota komunitas ini dilatih secara ekonomi, tetapi juga diminta menjadi agen-agen toleransi perdamaian di tingkatnya masing-masing,” kata Yenny. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Putri Gus Dur Imbau Sudahi Konflik FDS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler