jpnn.com, JAKARTA - Sampah bukanlah masalah sepele. Data statistik pada 2019 menunjukkan, jumlah sampah konsumsi di Indonesia telah mencapai 175 ribu ton per hari.
Menurut Teddy Tjahyadi, CEO PT Addon Cadiac Alfa, jika hal tersebut dibiarkan akan berdampak besar pada lingkungan.
BACA JUGA: Jangjo, Startup Manajemen Sampah Dapat Suntikan Dana
Itu sebabnya harus dilakukan pengelolaan secara baik, dimulai dari level rumah tangga. Ibu rumah tangga dan para juru masak harus memahami betul pentingnya pengelolaan sampah di dapur mereka.
"Jika tidak segera dibuang, sampah sisa makanan di dapur tentu akan jadi masalah. Selain menimbulkan bau tak sedap, sampah tersebut juga bisa mengundang banyak binatang seperti kecoa, semut, hingga tikus" ucap Teddy dalam keterangannya, Sabtu (19/2).
BACA JUGA: Warga Jakarta Wajib Memilah Sampah di Rumah
Pria yang sangat fokus di bidang pengelolaan sampah rumah tangga ini menambahkan, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sejak 1980-an mereka telah mengenal cara efektif dalam hal pengelolaan sampah di dapur.
Mereka mengenalnya dengan sebutan food waste disposer. Cara ini terbukti berhasil mengurai masalah sampah dari sisa-sisa makanan yang ada di dapur.
BACA JUGA: Keren, Murid Sekolah Ini Berlomba-lomba Pungut Sampah Plastik dari Rumah sampai Sekolah
"Caranya dengan menambahkan mesin penghancur sisa makanan di sink cuci piring. Nah, mesin ini yang secara tidak langsung akan memilah sampah sisa makanan pada rumah tangga dan meminimalisir penumpukan sampah yang ada pada TPA Landfill," jelas Teddy.
Di Indonesia, dia mulai concern dengan food waste disposer ini sejak 2015 dengan mengenalkan merek SinkGard. Dalam perkembangannya, masyarakat makin banyak yang teredukasi untuk mengelola sampah sisa makanan dari dapur mereka.
"Sudah makin banyak yang menggunakan SinkGard food waste disposer, mulai dari kalangan ibu rumah tangga, restoran, kantin, hingga kitchen kapal laut," ungkapnya.
Prosesnya, lanjut Teddy, sampah sisa makanan dihancurkan oleh mesin dan langsung dialirkan ke saluran air kotor sehingga akan menciptakan dapur yang modern, praktis, dan bersih.
Melalui perusahaannya, ia memiliki visi dalam manajemen persampahan di dapur yang lebih baik agar bumi ini tidak makin tercemar. Sebab, bahaya efek gas rumah kaca yang terbentuk pada TPA Landfill diproduksi dari campuran sampah. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Mesya Mohamad