jpnn.com - JAKARTA - Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra meluncurkan tujuh buku sekaligus di hari ulang tahunnya yang ke-60.
Buku-buku tersebut merupakan buah pikiran yang disusun secara rapi dalam berbagai tulisan, bahan seminar dan berbagai hasil wawancara sejak tahun 1990 sampai 2015. Antara lain, empat jilid buku diberi judul "Ensiklopedia Pemikiran Yusril Ihza Mahendra".
BACA JUGA: Nama Jokowi Terseret dalam Sidang Kasus UPS
Kemudian, "Modernisme dan Fundamentalisme Dalam Politik Islam". Pemikiran dalam buku ini sebelumnya pernah diajukan sebagai disertasi untuk memeroleh gelar doktor of philosophy tahun 1990 lalu.
"Tulisan yang saya kerjakan dalam kurun waktu 25 tahun, sesungguhnya saya kerjakan bukanlah dalam ruang yang hampa. Saya melakukan refleksi terhadap berbagai peristiwa konkret yang terjadi dalam masyarakat," ujar Yusril, Sabtu (6/2).
BACA JUGA: B.J.Habibie: Saya Tidak Mau Kalah sama Jerman
Di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Yusril mengatakan, seorang politisi haruslah memiliki minat intelektual yang besar, agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa secara cerdas, tepat dan efektif. Hal tersebut kata Yusril, dikemukakan gurunya Prof Syed Naquib al Attas.
"Beliau mengatakan, tanpa itu semua bekerja menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa bisa salah sasaran. Yakni bukan menyelesaikan masalah, namun menciptakan masalah baru uang makin rumit bagi bangsa," kata Yusril.
BACA JUGA: Ultah ke-60, Yusril Luncurkan Tujuh Buku
Selain itu, Yusril juga mengutip kata-kata Buya Hamka, bahwa kalau bekerja sekadar bekerja, maka monyet pun bekerja. Karena itu apa yang diinginkan menurutnya, harus dilakukan dengan kerja keras disertai motivasi tinggi. Namun dilandasi oleh sebuah kerangka pemikiran yang jelas ke mana arah suatu kebijakan.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsul Berharap Ada Penerbangan Langsung Indonesia-Nepal
Redaktur : Tim Redaksi