Yusril Sebut Kubu Jokowi dan Prabowo Sama-sama Bermasalah

Kamis, 16 Agustus 2018 – 22:44 WIB
Yusril Ihza Mahendra. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto yang kini menyandang predikat calon presiden (capres) sama-sama bermasalah. Oleh karena itu, PBB hingga kini belum memutuskan arah dukungan ke salah satu kubu capres.

“Yang lain bingung, kami malah tenang ya. Kami tegas mengatakan dua-dua ini ada baiknya dan ada buruknya, dua-dua ini ada masalah," kata Yusril saat ditemui di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis (16/8).

BACA JUGA: Jurus Charles Bela Jokowi dari Kritikan Zulkifli Hasan

Yusril menjelaskan, masalah yang dihadapi Prabowo karena mantan Danjen Kopassus itu tak menggandeng ulama sebagai calon wakil presiden (cawapres). Padahal, ijtimak Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama merekomendasikan nama Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Habib Salim Segaf al-Jufri sebagai bakal cawapres.

Alih-alih memilih UAS ataupun Habib Salim sebagai cawapres, Prabowo justru menggandeng Sandiaga S Uno. "Yang dipilih malah pengusaha sekaligus Wagub DKI," ucap Yusril.

BACA JUGA: Prabowo Kaya Raya, Sebegini Total Hartanya

Sedangkan masalah di kubu Jokowi adalah posisi KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Sebab, Kiai Ma’ruf selain sebagai rais aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) juga masih menjadi ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut Yusril, anggaran dasar PBNU mengatur seorang rais aam tidak boleh menduduki jabatan politik dan jabatan negara. Karena itu, Yusril memastikan PBB akan ikut saran ulama.

BACA JUGA: Pantun Politik ala Bamsoet soal Beda Kiai Maruf & Sandiaga

"Dalam waktu dekat ini ada pleno PBNU yang pasti dihadiri para ulama. Kalau ulama NU memutuskan mendukung Kiai Ma’ruf, kan ada dua ulama nih, ulama GNPF dan PBNU, PBB ini partai Islam, harus patuh kepada para ulama," paparnya.

Yusril pun menjamin PBB tidak akan golput dan segera memutuskan arah dukungan. "Pilpres itu kan masih delapan bulan lagi dari sekarang, jadi kita nggak buru-buru," pungkasnya.(ce1/rdw/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Proyeksi Pemerintah soal Kurs Dolar AS dalam RAPBN 2019


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler