Zona Dekat PLTN Dikosongkan

Jepang Perketat Daerah Evakuasi, Terapkan Denda dan Sanksi Bui

Jumat, 22 April 2011 – 07:17 WIB
TOKYO - Warga Jepang yang ingin kembali ke tempat tinggal mereka dalam zona evakuasi pada radius 20 km dari PLTN Fukushima Dai-ichi, sekitar 250 km sebelah timur laut Tokyo, harus gigit jariMereka tidak bisa lagi kembali ke rumah untuk mengambil harta milik mereka

BACA JUGA: Bakal Dirusak Pembenci Monarki

Pasalnya, pemerintah Jepang memperketat peraturan soal zona aman.

Kemarin (21/4) otoritas Jepang mengumumkan perintah evakuasi setelah radiasi meningkat tajam
Karena itu, siapa saja dilarang melintas, mendekat, atau pergi ke wilayah yang berada dalam zona sekitar 20 km dari PLTN

BACA JUGA: NATO Siap Bantu Pemberontak Libya

Selain warga area tersebut, larangan berlaku bagi semua orang
Yang melanggar akan dihukum penjara atau dijatuhi denda.

Pemerintah menyatakan bahwa perintah pengosongan zona evakuasi yang diumumkan kemarin tersebut bertujuan untuk membatasi efek paparan radiasi dan mencegah aksi pencurian

BACA JUGA: Ditembak, Empat Demonstran Syria Tewas

Hampir semua di antara sekitar 80 ribu warga yang tinggal di zona evakuasi telah meninggalkan tempat tinggal mereka sejak 12 Maret lalu.

Sebelumnya, polisi tidak bisa melarang mereka pulangDengan ketentuan baru dari pemerintah tersebut, memasuki wilayah zona evakuasi merupakan tindakan ilegalDengan pemberlakuan UU Darurat Nuklir tersebut, siapapun yang memasuki zona bahaya radiasi akan didenda sampai 100 ribu yen (sekitar USD 1.200 atau Rp 10 juta) atau dijatuhi hukuman kurungan hingga 30 hari.

Polisi belum bisa memperkirakan jumlah tepatnya warga yang kembali ke rumah mereka di zona terlarang tersebutBegitu pula belum diketahui jumlah yang mungkin tetap tinggal atau tidak mengungsi.

Pemberlakuan peraturan tersebut memicu kemarahan sebagian wargaMereka menilai pengumuman tersebut terkesan tiba-tiba"Awalnya saya berpikir bisa kembali (pulang) dalam beberapa hari ke depanJadi, saya tidak membawa apa-apa (saat mengungsi) selain kartu ATM," keluh Kazuko Suzuki, 49, warga Kota Futaba, sekitar 20 km dari PLTN Fukushima.

"Saya benar-benar ingin pulangSaya ingin memeriksa apakah rumah kami masih ada," ujar pria yang mengungsi bersama dua anaknya"Kesabaran saya sudah habisSaya ingin pulang," tandasnya.

Sebelum keluar peraturan baru itu, warga bergegas keluar dari zona evakuasi dengan mobil berkaca tertutupMereka kemudian meninggalkan rumah lagiKendaraan mereka penuh dengan pakaian dan barang berharga lainnya.

"Ini kesempatan terakhir kamiTapi, kami tidak akan tinggal (di pengungsian) lebih lamaKami hanya ambil apa yang diperlukan dan pergi lagi," tutur Kyioshi Kitajima, teknisi sinar X-ray yang bekerja di rumah sakit Futaba, kota terdekat dengan PLTN.

Kendati begitu, peraturan baru tersebut tidak mengubah konsep penanganan krisis di PLTN Fukushima yang sudah mencapai sedikit kemajuan dan mulai stabilMeski semua berjalan seusai skenario, perusahaan operator PLTN, yakni Tokyo Electric Power Co (TEPCO), menyatakan bahwa semua proses akan memakan waktu menimal enam bulan.

Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano menyatakan bahwa pihak yang berwenang akan mengorganisasi sebuah kunjungan singkat dan mengizinkan seorang wakil dari keluarga warga setempat untuk mengambil barang yang diperlukanMereka harus lolos dulu dari tes radiasi.

"Kami memohon pengertian wargaKami benar-benar tidak ingin mereka memasuki wilayah berbahaya tersebut," terang Edano kepada wartawan seperti dilansir Associated Press"Sayangnya, masih ada sebagian orang yang tinggal di sana," tandasnya.

Namun, Katsunobu Sakurai, wali Kota Minami Soma, yang separo warganya kini tinggal di wilayah batas aman, mempertanyakan dasar penentuan radius zona evakuasi tersebut"Sepertinya ada orang yang tidak paham dengan geografi kamiSambil duduk di mejanya, dia menggambar lingkaran radius aman zona evakuasi," tuturnya.

"Zona tersebut tidak punya dasar ilmiahSebab, radiasi tidak akan bergerak ke daerah tinggiMenempatkan wilayah kami di dalam zona bahaya sama sekali tidak beralasan," tegas dia(AP/AFP/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah tak Pernah Nego dengan Perompak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler