"Demonstran yang sedang melakukan aksi pendudukan, dibubarkan oleh tentara
BACA JUGA: Pemerintah tak Pernah Nego dengan Perompak
Terjadi beberapa kali tembakan," terang seorang aktifis yang dihubungi melalui telepon oleh AFP, tanpa menjelaskan detil kejadiannyaDia menuturkan pasukan keamanan sudah bersiaga sejak kemarin pagi (19/4)
BACA JUGA: Pompa Air Terkontaminasi di Dasar Reaktor
Mereka kemudian merangsek ke Lapangan Al-Saa, dimana sekitar 20 ribu demonstran melakukan aksi pendudukan dan berjanji tidak akan membubarkan diri sebelum sang presiden mundur.Penggerebekan untuk membubarkan massa tersebut terjadi hanya berselang beberapa jam setelah pemerintah, pada Senin malam (18/4), menyatakan bahwa telah terjadi perlawanan bersenjata dari kelompok Salafis
"Insiden terakhir menunjukkan bahwa kelompok Salafis bersenjata, khususnya di Kota Homs dan Banias, secara terbukan telah menyerukan perlawanan bersenjata," tulis pernyataan resmi dari kementerian dalam negeri, seperti dilansir kantor berita SANA.
Pemerintah menuduh kelompok ekstrim tersebut membunuh tentara, polisi, dan warga sipil
BACA JUGA: Fidel Castro Umumkan Pengunduran Diri
Selain itu mereka juga menyerang properti publik dan milik pribadiKarena itu pemerintah menyatakan aktifitas teroris tersebut tidak akan ditoleransi."Pemerintah akan bertindak tegas untuk menjaga keamanan dan stabilitas negaraDan kami akan memburu teroris dimanapun mereka berada untuk menegakkan keadilan dan mengakhiri perlawanan bersenjata tersebut," tegasnya.
Mereka kembali turun ke jalan setelah tidak puas dengan kebijakan Assad yang mencabut UU DaruratDemonstran menuntut semua tahanan politik dibebaskan dan menghentikan penahanan tanpa pengadilan terhadap sejumlah aktifis.
Menurut Amnesti Internasional, setidakya 200 orang telah menjadi korban sejak perlawanan rakyat muncul satu bulan silamSebelumnya, tiga anggota militer dan tiga anak-anak tewas ditembak kelompok yang disebut aparat sebagai geng kriminal tersebut.
"Geng kriminal bersenjata yang memblokir jalanan dan menciptakan ketakutan di Homs, secara tidak sengat bertemu Jenderal Abdo Khodr Al-Tellawi, dua anaknya, dan keponakannya, dan langsung membunuh mereka," tulis kantor berita SANA.
Sementara Konsentrasi massa di Lapangan Al-Saa dimulai sejak SeninSebagian massa mendirikan tenda, sehari setelah 11 orang tewas tertembak aparat di Kota Homs dan sebuah kota kecil lainnya saat massa berpartisipasi dalam aksi demonstrasi nasional(cak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Incumbent Unggul Pilpres, Nigeria Dilanda Rusuh
Redaktur : Tim Redaksi