Zulkili Hasan Ajak Umat Islam Simpan Perbedaan

Jumat, 07 April 2017 – 13:13 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan saat berpidato pada pada Konferensi Ummah dan Sunnah Internasional di Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/4). Foto: Trimujoko Bayuaji/Jawa Pos

jpnn.com, BOGOR - Umat Islam di dunia pernah mengalami masa jaya sejak era Rasulullah Muhammad hingga 700 tahun setelahnya. Namun, persebaran Islam di berbagai belahan dunia perlahan-lahan luntur, bahkan kerap terjadi konflik antar-umat Islam di negara Asia Barat.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai perbedaan yang muncul di antara muslim menjadi salah satu sebab turunnya pamor Islam dibanding masa lalu. Zulkifli menyatakan hal itu saat menyampaikan pidatonya pada Konferensi Ummah dan Sunnah Internasional di Hotel Rancamaya, Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/4).

BACA JUGA: Bintang Islam KTP Ini Makin Serius Berpolitik

Zulkifli mengatakan, sebab utama kekalahan Islam adalah faktor ilmu pengetahuan. “Kedua karena kurangnya trust, saling percaya, percaya satu dengan yang lain. Tanpa percaya, tidak ada persatuan,” katanya.
 
Dari sisi itu, Zulkifli memiliki pengalaman sendiri yang bisa ditarik terkait itu. Menurut dia, saat dirinya bersama Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengunjungi Iran, banyak kritik yang muncul.

Ketika itu, Zulkifli bersama Hidayat hadir atas undangan Duta Besar Iran di Indonesia. “Dubes Iran menyampaikan undangan sampai bertemu lima kali. Tentu tidak enak jika selalu menghindar,” ujarnya.

BACA JUGA: Tatib MPR tak Atur Rangkap Jabatan, gimana dong?

Saat bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani , Zulkifli menanyakan kondisi terkini di Negeri Para Mullah itu. Pada era 1980-an, Iran adalah salah satu negara yang damai, namun saat ini tak jauh dari kondisi konflik.

Hal sama juga ditanyakan Zulkifli kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani saat berkunjung ke MPR pada Kamis (6/4). Zulkifli bertanya tentang kondisi Afghanistan yang juga berubah drastis, sementara pada tera 1070-an sudah mulai sejahtera.

BACA JUGA: Ali: Jangan Membangun Paradigma Beragama dengan Fitnah

“Kondisi yang sama sekarang terjadi pada Suriah. Namun, dari berbagai argumen dan pendapat, semua berpulang pada kita sendiri,” kata ketua umum Partai Amanat Nasional itu.
 
Menurut Zulkifli, kondisi Indonesia sejatinya tidak sempurna. Indonesia memiliki lebih dari 700 etnis dengan 1000-an lebih bahasa. Berbagai agama juga ada di Indonesia.

Secara umum, Indonesia berada dalam kondisi damai, meski ada catatan kejadian di beberapa daerah. Bahkan, dalam konteks hubungan negara tetangga, negara se ASEAN juga bisa saling menghargai satu sama lain.

“Kuncinya adalah seperti yang disampaikan almarhum KH Hasyim Muzadi, yang berbeda tidak bisa disamakan. Yang sama jangan dibeda-bedakan. Karena itu cari persamaan untuk persatuan,” kata Zulkifli.
 
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan, Islam memiliki nilai-nilai yang tak ternilai pada Alquran dan hadis. Karena itu, kekuatan nilai seharusnya menjadi landasan untuk mempersatukan Islam. “Itulah tantangan Islam saat ini,” tandasnya.
 
Konferensi Ummah dan Sunnah Internasional itu dihadiri delegasi dari berbagai negara. Selain Indonesia, hadir pula para wakil dari Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Malaysia, dan Singapura. Tema utama konferensi itu adalah mencari solusi atas isu ekstrimisme dan radikalisme internasional. (bay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Imam Besar Istiqlal Bertemu Pak Jokowi, Inilah Hasilnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler