Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

10 Perempuan Ini Dilatih Kemiliteran tapi Tetap Harus Pintar Berdandan

Senin, 26 Januari 2015 – 00:01 WIB
10 Perempuan Ini Dilatih Kemiliteran tapi Tetap Harus Pintar Berdandan - JPNN.COM
BAJU DORENG: Lettu Laut (S/W) Boedi Setianingsih (dua dari kiri) dan Letda Laut (P/W) Ni Luh Made DK bersama para taruni angkatan pertama AAL. Foto: Ferlynda/Jawa Pos

AKADEMI Angkatan Laut (AAL) untuk pertama kalinya menerima taruni. Jumlah angkatan pertama ini hanya sepuluh orang. Tentu, mereka minoritas dalam dunia militer yang didominasi pria. Untuk menjaga sisi feminin mereka, dua anggota Korps Wanita TNI-AL (Kowal) dipilih menjadi pengasuh.
-----------
Laporan Ferlynda, Surabaya
-----------
EMPAT taruni dengan baju cokelat dan celana pendek berbaris di depan gedung asrama. Satu lagi masuk ke dalam untuk melapor. Siang itu mereka pulang dari yanus (olahraga sesuai kecabangan). Para taruni tersebut baru saja berenang. Muka mereka menampakkan kelelahan.

Taruni yang melapor itu keluar dan mengatakan kepada empat rekannya bahwa sudah mendapat izin masuk asrama. Berlima, mereka lalu menuju kamar untuk membersihkan diri.

Tak lama berselang, lima taruni yang lain datang. Mereka melakukan hal yang sama sebelum masuk asrama. Keluar masuk asrama memang tidak bisa semaunya. Harus ada izin dari pengasuh.

’’Ayo taruni bergegas,’’ kata seorang pengasuh. Mereka yang selesai mandi segera memakai seragam cokelat. Baret cokelat tua diselipkan di pundak. Para perempuan muda itu tampak sudah rapi, bersih, dan wangi.

Sepuluh taruni segera berjajar. Dua pengasuh datang. Mereka memeriksa baju dan kelengkapan taruni. Dirapikan kerah baju, dicek ikat pinggang. Dua orang inilah Kowal yang menjadi pengasuh taruni. Yakni, Lettu Laut (S/W) Boedi Setianingsih dan Letda Laut (P/W) Ni Luh Made DK.

 ’’Perhatikan sepatu,’’ ujar Boedi menunjuk sepatu salah seorang taruni yang kemudian dengan sigap langsung membersihkan sepatunya yang akan kotor itu.

Setelah berkegiatan, taruni berkumpul di ruang belajar besar. Mereka mendiskusikan materi yang didapatkan hari itu. Boedi dan Made ikut mendampingi mereka sebelum kemudian waktu tidur tiba.

Begitulah yang terjadi sehari-hari. Sepuluh taruni tersebut terbilang perempuan-perempuan hebat. Mereka lolos masuk AAL setelah menyelesaikan setahun pendidikan dasar kemiliteran di Akademi Militer Magelang.

AKADEMI Angkatan Laut (AAL) untuk pertama kalinya menerima taruni. Jumlah angkatan pertama ini hanya sepuluh orang. Tentu, mereka minoritas dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close