Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

10 Perempuan Ini Dilatih Kemiliteran tapi Tetap Harus Pintar Berdandan

Senin, 26 Januari 2015 – 00:01 WIB
10 Perempuan Ini Dilatih Kemiliteran tapi Tetap Harus Pintar Berdandan - JPNN.COM
BAJU DORENG: Lettu Laut (S/W) Boedi Setianingsih (dua dari kiri) dan Letda Laut (P/W) Ni Luh Made DK bersama para taruni angkatan pertama AAL. Foto: Ferlynda/Jawa Pos

Empat bulan sudah mereka berada di AAL. Lama program pendidikan tiga tahun. Setelah lulus, mereka akan menjadi sepuluh perempuan pertama alumnus AAL.

Latihan kemiliteran yang begitu mendominasi dikhawatirkan bisa membuat mereka kehilangan feminitas. Untuk itulah, Boedi dan Made dihadirkan mendampingi mereka.

Dua Kowal itu diminta membuat sepuluh taruni tersebut tetap bersikap seperti perempuan, namun tak kehilangan ketangkasan di bidang kemiliteran. ’’Sebelum ditugaskan menjadi pengasuh taruni, kami juga belajar dulu,’’ ujar Boedi.

Untuk bisa menjadi pengasuh anggota Kowal, mereka harus tahu tata krama dan aturan di AAL untuk disampaikan kepada taruni yang diasuh. Para pengasuh juga melakukan studi banding ke Akademi Kepolisian (Akpol).

Polisi memang mempunyai taruni sejak beberapa tahun lalu. Selain studi banding di dalam negeri, mereka pergi ke Amerika, Inggris, Belanda, dan Jepang. Ketika penjemputan taruni di Magelang, para pengasuh tersebut juga ikut. ’’Taruni ini kan kopralnya di Magelang,’’ tutur Boedi.

Memang sengaja dibuat demikian agar para pengasuh dekat dengan calon anak asuhnya. Selanjutnya, para pengasuh tersebut mendampingi para taruni selama di asrama. ’’Selama di asrama, kami mendampingi mereka. Mengarahkan cara berdandan, cara bersosialisasi. Pokoknya yang berkaitan dengan etika sebagai perempuan,’’ sambung Ni Luh Made.

Made menegaskan bagaimana kerapian harus tetap dijaga selama berada di asrama. ’’Kami rutin memeriksa kerapian mereka bukan hanya dari luar, kerapian pakaian di lemari juga demikian,’’ tuturnya.

Boedi dan Made juga memberikan pengalaman dunia militer yang selama ini mereka dapat kepada taruni. ’’Kami sering melakukan sharing bagaimana keadaan mereka, maunya seperti apa,’’ ucap Made.

AKADEMI Angkatan Laut (AAL) untuk pertama kalinya menerima taruni. Jumlah angkatan pertama ini hanya sepuluh orang. Tentu, mereka minoritas dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close