100.000
Oleh Dahlan IskanMarah dalam diam sampai hitam. Pun sampai putih.
The New York Times bisa memadukan antara jurnalistik, kontrol sosial, protes, dan marah dengan bungkus artistik.
Memang redaksinya sudah lama jengkel terhadap Trump --pun sejak ia belum jadi presiden. Maka, ketika angka-angka korban Covid terus membumbung, mereka sampai pada kesimpulan: pasti akan mencapai 100.000 orang.
Itu karena media melihat Presiden Trump kurang serius menangani Covid-19.
Apa yang akan dilakukan media seperti The New York Times?
Diskusi internal pun dilakukan. Melibatkan staf artistik. Banyak ide yang muncul: penuhi saja halaman depan dengan foto-foto wajah korban --kecil-kecil.
Itu sudah biasa. Dan halaman depan itu akan terlihat kotor.
Ada pula ide halaman depan itu dipenuhi saja titik-titik. Sebanyak 100.000 titik. Ide ini dianggap kurang menusuk ke relung hati.