123 Dokter Meninggal Akibat COVID-19, Menko PMK Bilang Begini
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta para dokter untuk tetap menjaga keselamatan dirinya saat merawat pasien COVID-19.
Jangan sampai karena fokus merawat pasien tetapi mengabaikan keselamatannya.
"Pekerjaan menjadi dokter sangatlah mulia. Hanya seringkali, dokter lupa menjaga keselamatan diri karena lebih mengutamakan tuntutan profesi dan tanggung jawab sosial," kata Muhadjir di Jakarta, Minggu (27/9).
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini menambahkan, itu bukan pikiran egois. Sebab, kalau keselamatan dokter terganggu atau hilang, kerugiannya bukan hanya pribadi tetapi masyarakat luas.
Dokter dan tenaga kesehatan (nakes) memiliki peranan sangat penting dalam upaya penanggulangan wabah COVID-19. Namun, tidak sedikit di antara para dokter yang harus gugur saat berjuang melawan virus tidak terlihat tersebut.
Data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) per 26 September 2020 menunjukkan jumlah kematian dokter Indonesia yang menangani COVID-19 sebanyak 123 orang. Sementara, banyak dokter yang telah menjadi tenaga relawan COVID-19 hingga 20 September 2020 terdiri dari 6.507 dokter internship, 1.050 dokter umum , 27 dokter spesialis, dan 282 dokter gigi.
Muhadjir melanjutkan, dibutuhkan rasa kesetiakawanan dari sesama dokter untuk saling menguatkan dan mendukung perjuangan melawan COVID-19. Di samping pemerintah juga terus berupaya menemukan solusi untuk menekan angka fatalitas dokter maupun nakes.
"Jangan biarkan mereka yang berada di garis depan berjuang sendiri. Kalau perlu ada restrukturisasi keahlian sehingga semua dokter bisa terlibat secara profesi di dalam menangani COVID-19" tutur Menko PMK.