14 Hari Misterius di Riyadh, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
jpnn.com - Saad Al Hariri memang telah menginjakkan kaki kembali di Beirut. Tapi, bukan berarti teka-teki itu menjadi tidak relevan lagi: apa yang sebenarnya terjadi kepada perdana menteri (PM) Lebanon itu pada periode 3–17 November lalu di Riyadh?
Hariri dan Arab Saudi memang membantah telah terjadi penyekapan atau penahanan. Tapi, bantahan itu berbenturan dengan fakta bahwa pada 6 November lalu Hariri dijadwalkan bertemu dengan perwakilan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Beirut.
Perbenturan itu memperlihatkan dengan jelas bahwa Hariri adalah perpanjangan tangan Saudi di Lebanon. Negara tempat Hizbullah, kelompok yang didukung Iran, musuh abadi Saudi, berada. Bahkan kini menjadi bagian dari koalisi yang mendukung pemerintahan Hariri.
Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Berikut kronologi skandal Hariri, mulai dari keberangkatannya ke Riyadh hingga kembali lagi ke Beirut. (Al Jazeera/Independent/Stratfor/Reuters/sha/c19/ttg)
Jumat, 3 November 2017: Saad Al Hariri berkunjung ke Saudi. Begitu sampai, tidak ada pejabat yang menyambutnya. Semua telepon genggamnya dan para pengawalnya diambil oleh petugas keamanan Saudi.
’’Sejak dia tiba, pemerintah Saudi tidak menunjukkan rasa hormat kepadanya,’’ ujar politikus senior Lebanon.
Sabtu, 4 November 2017: Hariri menyatakan mundur dari jabatannya sebagai PM Lebanon via Future TV saat dia berada di Riyadh. Alasannya, keamanannya terancam. Presiden Lebanon Michel Aoun tak mau terima pengunduran dirinya.
’’Saat ini kita berada dalam iklim yang kurang lebih sama dengan masa-masa sebelum Rafik Al Hariri menjadi martir. Saya merasa menjadi target persekongkolan jahat tersebut,’’ ungkap Saad Al Hariri.