140 Pelajar Diamankan Saat Hendak Tawuran
jpnn.com - CIREBON--Sebanyak 140 Siswa dari berbagai sekolah diamankan di Mapolres Cirebon Kota Sabtu (2/11) saat hendak menyerang sebuah SMK di Jalan Perjuangan Kota Cirebon.
Dari pantauan Radar (Group JPNN) di Mapolres Cirebon, para pelajar yang diangkut menggunakan mobil dari TKP di depan PLTG dan di Jalan Evakuasi ini langsung diturunkan dihalaman Mapolres Ciko dan dibariskan di halaman.
Para pelajar yang tertangkap langsung didata dan disuruh membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya, dari 140 pelajar yang ditangkap dua diantaranya kedapatan membawa gir sepeda yang dijadikan sabuk yang diduga akan dijadikan alat untuk tawuran, selain itu polisi juga mengamankan satu orang alumni SMK di Kota Cirebon yang diduga menjadi provokator.
Rochmat (17) yang sudah setahun lulus dari SMK swasta di kota Cirebon yang mengaku warga Plumbon mengaku saat itu datang ke sekolah untuk melihat pengumuman job fair di sekolah. "Saya tadinya mau pulang, pas lihat ada yang kejar-kejaran saya ikut lari karena panik, saya tidak ada niat untuk ikut tawuran," ujarnya.
Sementara itu Rian (16) Salah satu pelajar SMK di Pabuaran yang kedapatan membawa gir sepeda mengaku bahwa barang tersebut bukan miliknya, menurutnya barang tersebut dititipkan oleh seseorang yang belum ia kenal sebelumnya."Tadi dititipin tas sama orang, saya cuma ikut-ikutan aja karena diajak teman," ujarnya.
Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum Melalui Kabag Ops Polres Cirebon Kota Kompol Wawan Sumantri ST SH mengatakan pihaknya mengamankan para pelajar yang berasal dari delapan SMK di kabupaten dan kota Cirebon. "Informasi awal yang diterima polisi, gabungan anak SMK ini akan menyerang SMKN 1 Cirebon yang terletak di Jalan Perjuangan, petugas tanggap dan sebelum terjadi tawuran, pelajar yang terlibat akhirnya kita amankan di Polres Ciko." ujarnya.
Ditambahkannya pelajar yang tertangkap akan dikembalikan ke orang tua melalui sekolah dan untuk yang kedapatan membawa barang berbahaya akan diproses dulu dan dilihat pelanggarannya. "Yang membawa barang berbahaya akan kita proses," imbuhnya.
Berdasarkan penelusuran Radar menyebutkan bahwa peristiwa penyerangan ini berawal dari salah satu siswa dari SMK di Mundu dipukuli ketika hendak pulang Jumat (1/11) sekitar pukul 11.00 WIB, mendengar ada seorang kawannya dipukuli, timbulah niat dari rekan-rekannya untuk melakukan aksi balasan.