150 Desa Alami Bencana Kekeringan, Warga Salat Istisqa
jpnn.com, PANDEGLANG - Ribuan warga Kecamatan Menes melaksanakan salat Istisqa atau salat minta turun hujan di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (23/9).
Ketua Bidang Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK) Pengurus Besar Mathla'ul Anwar Muhamad Zen mengatakan, berdasarkan data yang diterima, musim kemarau tahun 2019 membuat beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang mengalami kekurangan air bersih.
"Akibat kemarau ini masyarakat banyak yang kesulitan mendapat air, maka tidak ada salahnya kami sebagai umat muslim diharuskan untuk berdoa dan meminta kepada Allah SWT agar segera turun hujan," kata Zen ditemui usai melakukan salat Istisqa.
Sebagai manusia yang beriman, lanjutnya, tentunya semua manusia wajib percaya kepada Allah SWT karena semua fenomena alam ada dalam genggaman kekuasaannya, termasuk menurunkan hujan.
"Sebagaimana salat Istisqa pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, sesuai hadis riwayat Abu Daud Nomor 117 yang diceritakan oleh Aisyah RA. Dan salat Istisqa atau salat meminta hujan hukumnya sunah muakadah," ujarnya.
Sementara, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang, sebanyak 150 desa di 15 kecamatan di Kabupaten Pandeglang terdampak bencana kekeringan. Ke-15 kecamatan ini adalah Cikeusik, Munjul, Sukaresmi, Sindangresmi, Patia, Panimbang, Bojong, Saketi, Angsana, Sobang, Sumur, Menes, Koroncong, Karangtanjung, dan Cibitung.
Kepala BPBD Pandeglang Surya Darmawan menyebutkan, beberapa desa yang mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun 2019 sudah diberikan bantuan air bersih.
"Dari total 150 desa yang kekeringan, sekitar 80 desa sudah kita kirimkan bantuan air bersih, karena BPBD mengirimkan air 24 jam sehari, dan tidak henti-hentinya menyalurkan bantuan air bersih agar masyarakat terlayani," kata Surya.