18 Pengunjuk Rasa di Myanmar Tewas Tertembak Polisi
Lembaga independen bernama Asosiasi Bantuan Untuk Tahanan Politik mengatakan mereka mengetahui adanya sekitar seribu orang ditahan hari Minggu, dengan 270 diantaranya sudah diketahui identitasnya.
Hingga kini total sekitar 1.131 orang sudah ditahan, dikenai tuduhan atau dijatuhi hukuman sejak kudeta militer terjadi.
Diketahui 21 pengunjuk rasa tewas dan pihak militer mengatakan seorang polisi terbunuh.
Jaringan televisi negara MRTV mengatakan lebih dari 470 orang ditangkap hari Sabtu, setelah polisi melakukan penangkapan secara nasional.
Kelompok hak asasi manusia, 'Human Rights Watch' mengkritik kekerasan yang terjadi sebagai hal yang 'tidak bisa diterima'.
"Pasukan keamanan Myammar yang meningkatkan kebijakan dengan penggunaan senjata mematikan di berbagai kota adalah hal yang tidak bisa diterima," kata Phil Robertson, Wakil Direktur 'Human Rights Watch' untuk kawasan Asia.
Seorang aktivis perempuan, Esther Ze Naw mengatakan warga Myanmar harus berjuang untuk mengatasi ketakutan mereka akan militer yang sudah tertanam sekian lama dalam diri mereka.