2019, Garuda Target Raup Laba Rp 1 Triliun, Caranya?
Kinerja kargo Garuda Indonesia juga meningkat cukup signifikan. Pendapatan dari kargo tumbuh 28,1 persen, dari USD 19,2 juta pada 2017 menjadi USD 24,6 juta pada Oktober tahun ini. Sementara itu, pada November 2018, pendapatan dari kargo tumbuh 4,6 persen, dari USD 21,6 juta menjadi USD 22,6 juta.
Pada bagian lain, tingkat keterisian atau load factor pesawat naik tajam memasuki peak season atau musim puncak libur panjang. Untuk rute dari Surabaya, permintaan paling tinggi adalah tujuan ke Denpasar dan Singapura.
Vice President PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Region Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Asa Perkasa mengatakan, periode peak season berdasar booking trend outbound Surabaya adalah selama seminggu ke depan (21–28 Desember 2018), khususnya untuk rute tujuan Denpasar dan Singapura. Untuk destinasi lainnya, peningkatan demand terlihat pada 21–23 Desember 2018.
”Hingga hari ini, tingkat keterisian dari booking untuk destinasi outbound dari Surabaya mencapai di atas 95 persen. Tingkat keterisian yang tinggi itu terjadi pada periode mendekati Natal dan menjelang akhir tahun,” paparnya.
Selama periode 21–31 Desember 2018, load factor tercatat tinggi. Kecuali pada 25 dan 31 Desember yang trennya cenderung menurun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, permintaan pada periode Natal dan tahun baru kali ini menunjukkan kenaikan. Tercatat, peningkatan dari segi load factor sebesar 3-4 persen. (vir/res/c7/fal)